Mulai dari pandemi yang belum selesai, perang Rusia-Ukraina dan juga perlambatan ekonomi negara maju, yaitu Amerika Serikat dan China.
“AS, China, dan Eropa adalah tujuan ekspor Indonesia. Jadi, kalau mereka melemah, permintaan ekspor turun dan harga komoditas turun,” kata Sri Mulyani seperti dikutip dari jpnn.com.
Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Indonesia Januari-Juni 2022 mencapai US$141,07 miliar atau naik 37,11 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$133,31 miliar atau naik 37,33 persen. (viz)