Suku Sekak: Penjaga Laut Bangka Belitung yang Terlupakan, Kini Berjuang Jaga Tradisi di Tengah Modernisasi
suku sekak-net-kolase
PAGARALAMPOS.COM - Di balik hamparan pantai berpasir putih dan laut biru yang membentang di Bangka Belitung, hidup sebuah komunitas adat yang telah menghuni kawasan pesisir sejak ratusan tahun silam mereka dikenal sebagai Suku Sekak.
Sayangnya, keberadaan mereka kini mulai tergerus oleh zaman dan tak banyak dikenal oleh masyarakat luas, bahkan oleh warga Bangka sendiri.
Suku Sekak adalah suku pesisir yang umumnya mendiami kawasan Pulau Bangka bagian barat, seperti di daerah Tuing, Tempilang, Tanjung Ular, dan Teluk Limau. Mereka dikenal sebagai masyarakat maritim yang menggantungkan hidup dari laut mulai dari nelayan, penyelam tradisional, hingga pembuat perahu kayu.
Bahasa mereka merupakan turunan dari bahasa Melayu dengan dialek khas, yang kini mulai terancam punah karena kurangnya pewarisan antargenerasi.
BACA JUGA:Sejarah Suku Sekak: Warisan Maritim dari Pesisir Pulau Bangka yang Terlupakan!
Kehidupan Tradisional yang Melekat dengan Laut
Suku Sekak memegang erat falsafah hidup selaras dengan alam. Mereka tidak hanya mengambil hasil laut, tetapi juga memiliki kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Tradisi seperti "Nganggung Laut" — semacam syukuran laut masih dijalankan untuk menunjukkan rasa hormat pada alam dan penguasa laut.
Mereka juga memiliki aturan adat tentang wilayah tangkap dan larangan menangkap biota tertentu selama musim-musim tertentu. Namun, nilai-nilai ini mulai luntur seiring masuknya praktik penangkapan ikan ilegal dan tambang timah laut yang merusak ekosistem.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Suku Sekak: Penjaga Tradisi Maritim di Bangka Belitung!
Tantangan dari Modernisasi dan Eksploitasi Laut
Modernisasi membawa tantangan besar bagi Suku Sekak. Kehadiran kapal-kapal besar, pertambangan timah laut, hingga tekanan ekonomi membuat generasi muda Sekak banyak yang meninggalkan tradisi dan memilih hidup di kota. Beberapa pemukiman Sekak bahkan tergusur oleh proyek industri dan pariwisata.
Menurut Lembaga Adat Melayu Bangka, jumlah Suku Sekak asli kini diperkirakan kurang dari 1.500 jiwa. Mereka semakin terpinggirkan, baik secara sosial maupun ekonomi. Pendidikan, akses kesehatan, dan fasilitas umum masih sangat terbatas di desa-desa yang mereka tinggali.
Upaya Pelestarian Identitas
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
