Suku Sekak: Penjaga Laut Bangka Belitung yang Terlupakan, Kini Berjuang Jaga Tradisi di Tengah Modernisasi
suku sekak-net-kolase
Pemerintah daerah dan sejumlah organisasi masyarakat adat kini mulai melakukan upaya pelestarian budaya Sekak. Mulai dari pengenalan bahasa dan cerita rakyat Sekak di sekolah-sekolah lokal, hingga festival budaya pesisir yang melibatkan masyarakat Sekak sebagai aktor utama.
“Kalau bukan kita yang menjaga budaya ini, siapa lagi? Nenek moyang kami hidup dari laut, dan itu bukan hanya sumber ekonomi, tapi juga jati diri kami,” ujar Pak Damsir, seorang tetua adat Suku Sekak di Tempilang.
Pelestarian ini menjadi penting tidak hanya bagi suku itu sendiri, tapi juga sebagai warisan budaya nasional. Indonesia, dengan kekayaan budaya ratusan suku bangsa, tidak boleh membiarkan satu per satu identitas itu hilang karena arus globalisasi.
BACA JUGA:Tanggung Jawab Penjaga Tradisi dan Budaya. Cerita Kelestarian Suku Sekak yang Nyaris Punah
Suku Sekak, Pusaka Budaya yang Harus Dilestarikan
Suku Sekak bukan hanya bagian dari sejarah Bangka Belitung, tetapi juga bagian dari mozaik besar keberagaman budaya Indonesia.
Di tengah gempuran modernisasi dan eksploitasi sumber daya alam, keberadaan mereka menjadi cermin pentingnya keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian budaya.
Menjaga Suku Sekak bukan sekadar menjaga komunitas kecil, melainkan menjaga cara hidup yang menghargai laut, tradisi, dan kearifan lokal yang telah ada jauh sebelum negara ini lahir.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
