Bukit Wairinding: Keindahan Sabana Eksotis yang Menyatu dengan Budaya Sumba

PAGARALAMPOS.COM - Bukit Wairinding merupakan salah satu keindahan alam paling ikonik di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Terletak di Sumba Timur, kawasan ini dikenal dengan hamparan sabananya yang luas dan bergelombang, menciptakan panorama yang menenangkan sekaligus memesona.

Pesonanya tak hanya menarik perhatian wisatawan lokal, tetapi juga fotografer, pembuat film, hingga turis mancanegara.

Namun di balik keelokannya, Bukit Wairinding menyimpan kisah sejarah dan nilai budaya yang kuat, menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Sumba Timur.

Asal Usul Nama Wairinding

Nama Wairinding berasal dari bahasa daerah setempat yang berarti “air yang mengalir di ketinggian” atau “mata air di atas bukit.” Meski kini lebih dikenal sebagai kawasan sabana kering, dahulu daerah ini memiliki sumber air alami yang menjadi tumpuan hidup warga sekitar.

BACA JUGA:Ketika Sejarah Indonesia Nyaris Punah: Kisah Pemberontakan yang Terlupakan

Mata air tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan menjadi tempat pertemuan warga, terutama saat musim kemarau.

Seiring berjalannya waktu, keberadaan sumber air mulai berkurang akibat perubahan iklim dan pemanfaatan lahan yang meningkat.

Kendati demikian, nama Wairinding tetap dipertahankan sebagai pengingat masa lalu daerah ini yang pernah hijau dan subur.

Jejak Sejarah Bukit Wairinding

Secara geografis, Bukit Wairinding termasuk bagian dari kawasan karst yang terbentuk dari proses alam selama jutaan tahun.

Kombinasi angin kencang, curah hujan musiman, dan tanah bervegetasi minim menciptakan lanskap sabana khas yang terbentang sejauh mata memandang.

Bagi masyarakat Sumba Timur, Wairinding bukan sekadar hamparan alam, melainkan bagian dari perjalanan hidup mereka.

Sumber: