Sejarah Tari Caci: Warisan Budaya Flores yang Sarat Makna Filosofis dan Tradisi!

PAGARALAMPOS.COM - Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan budaya dan tradisi, salah satunya berupa tarian tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Salah satu tarian yang unik, bersejarah, sekaligus sarat makna adalah Tari Caci.

Tarian ini berasal dari masyarakat Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan hingga kini masih menjadi bagian penting dalam upacara adat serta penyambutan tamu kehormatan.

Lebih dari sekadar tarian, Caci merupakan ekspresi jati diri orang Manggarai yang menggabungkan unsur seni, ritual, dan pertarungan simbolis.

BACA JUGA:Sejarah Pura Besakih: Pusat Spiritual dan Warisan Agung Hindu di Pulau Bali!

Asal-Usul dan Makna Nama Caci

Kata “Caci” dipercaya berasal dari dua suku kata dalam bahasa Manggarai, yaitu “Ca” yang berarti “satu” dan “Ci” yang berarti “uji”. Jika digabungkan, Caci dapat dimaknai sebagai “uji ketangkasan satu lawan satu”.

Hal ini sejalan dengan bentuk pertunjukannya, yaitu dua pria yang saling berhadapan dalam sebuah arena untuk menunjukkan kemampuan bertarung dengan cambuk dan perisai.

Tradisi ini diyakini sudah ada sejak masa lampau, bahkan sebelum masuknya pengaruh agama di Flores.

BACA JUGA:Sejarah Bukit Shafa dan Marwah: Warisan Perjalanan Spiritual yang Tak Lekang Waktu

Pada awalnya, Caci tidak hanya dimaknai sebagai hiburan, melainkan juga sebagai sarana ritual yang berkaitan dengan panen dan kesuburan.

Masyarakat Manggarai percaya bahwa setiap tetes darah yang menetes dari peserta Caci adalah simbol persembahan kepada bumi agar memberikan hasil panen yang melimpah.

Fungsi dan Nilai Budaya

Tari Caci tidak sekadar adu fisik atau adu ketangkasan. Tarian ini memiliki fungsi sosial dan budaya yang dalam, di antaranya:

Sumber: