Pemkot PGA

Sejarah Candi Sari: Vihara Buddha dari Abad ke-8 yang Menjadi Jejak Peradaban Mataram Kuno!

Sejarah Candi Sari: Vihara Buddha dari Abad ke-8 yang Menjadi Jejak Peradaban Mataram Kuno!

Sejarah Candi Sari: Vihara Buddha dari Abad ke-8 yang Menjadi Jejak Peradaban Mataram Kuno!-net:foto-

PAGARALAMPOS.COM - Candi ini tidak hanya menyimpan nilai artistik dan arsitektural yang tinggi, tetapi juga menjadi bagian penting dari sejarah penyebaran agama Buddha Mahayana di Nusantara.

Kedua candi ini diperkirakan memiliki hubungan erat, baik secara geografis maupun fungsional.

Nama "Sari" sendiri diperkirakan berasal dari kata "Saraswati" atau “Sari” yang berarti esensi atau inti, dan memiliki konotasi dengan kebijaksanaan.

Berdasarkan arsitekturnya, Candi Sari diyakini bukanlah tempat pemujaan semata, melainkan juga difungsikan sebagai vihara atau asrama para bhiksu.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Arca Gupolo: Jejak Budaya dan Kepercayaan Masa Lalu!

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Di Balik Keanggunan Istana Maimun yang Kini Berfungsi Sebagai Museum Sejarah di Kota Medan

Hal ini terlihat dari struktur bangunan bertingkat dan adanya banyak ruangan di dalamnya yang diduga kuat berfungsi sebagai kamar para pendeta atau pelajar Buddha.

Keberadaan lubang-lubang di dinding yang diduga sebagai tempat balok kayu penyangga lantai atau sekat antar-ruangan juga memperkuat dugaan ini.

 

Secara arsitektural, Candi Sari menampilkan gaya khas Buddha Mahayana dengan sentuhan artistik tinggi.

Bangunan candi terbuat dari batu andesit dan memiliki dua lantai, meskipun sekarang hanya tersisa satu struktur utama yang utuh.

BACA JUGA:Suku Laut, Leluhur Kehidupan di Kepulauan Riau yang Tetap Berlanjut Hingga Kini!

BACA JUGA:Tanpa Internet, Begini Hebatnya Penyebaran Berita Proklamasi ke Seluruh Indonesia

Di bagian luar, relief dan hiasan arca-arca dewa serta bodhisattwa terpahat dengan indah, memperlihatkan pencapaian seni ukir yang sangat maju pada masa itu. Yang menarik dari Candi Sari adalah atapnya yang bertingkat dan dihiasi dengan stupika (miniatur stupa) serta makara pada bagian tangga.

Hal ini mencerminkan perpaduan simbolisme spiritual dan keindahan estetika yang sangat dijunjung tinggi dalam ajaran Buddha.

Jika diamati, struktur candi ini juga menunjukkan adanya pengaruh arsitektur India, yang saat itu memang banyak memengaruhi kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara.

 

Dalam Prasasti Kalasan yang ditemukan tak jauh dari lokasi candi, disebutkan bahwa Candi Kalasan didirikan sebagai persembahan kepada Dewi Tara atas prakarsa para pendeta Buddha, dan didanai oleh Raja Panangkaran.

BACA JUGA:Dulu Menguasai Jawa, Kini Nyaris Terlupakan Jejak Emas Dinasti Syailendra

BACA JUGA:Rahasia Besar di Balik Kost Tjokroaminoto Tempat Lahirnya Para Revolusioner Hebat

Meskipun tidak disebut secara langsung dalam prasasti tersebut, banyak pakar menduga bahwa Candi Sari adalah bagian dari kompleks pendidikan keagamaan yang berkaitan dengan Candi Kalasan, khususnya untuk aktivitas belajar-mengajar dan meditasi.

Dengan demikian, fungsi Candi Sari tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pengembangan ilmu keagamaan.

 

Setelah masa keemasan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Jawa berlalu, Candi Sari sempat terlantar dan tertimbun oleh alam.

Baru pada abad ke-20, candi ini mulai mendapat perhatian dari arkeolog Belanda yang melakukan pemugaran dan penelitian.

BACA JUGA:Jejak Hindu Purba di Tepi Sungai Rahasia Besar Kerajaan Tarumanegara Terungkap

BACA JUGA:Diculik Demi Merdeka Fakta Mengejutkan di Balik Peristiwa Rengasdengklok

 

Kini, Candi Sari tidak hanya menjadi objek wisata sejarah, tetapi juga tempat belajar bagi para pelajar, peneliti, dan pecinta arkeologi.

Meski tidak sebesar Borobudur atau Prambanan, Candi Sari tetap memancarkan aura spiritual dan kebijaksanaan masa lampau yang masih terasa hingga hari ini.

Melalui candi ini, kita dapat menelusuri jejak intelektual dan spiritual nenek moyang bangsa Indonesia yang telah mengenal pendidikan, toleransi beragama, dan seni arsitektur yang tinggi sejak berabad-abad silam.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait