Dulu Menguasai Jawa, Kini Nyaris Terlupakan Jejak Emas Dinasti Syailendra
--
PAGARALAMPOS.COM -Ketika membicarakan kemegahan sejarah Nusantara, nama Dinasti Syailendra tak bisa dipisahkan dari Borobudur, mahakarya agung warisan dunia yang menjulang di jantung Jawa Tengah.
Dinasti Syailendra bukan sekadar penguasa kerajaan, mereka adalah arsitek kejayaan spiritual dan budaya yang jejaknya abadi hingga kini.
Dinasti Syailendra berkuasa di wilayah Jawa Tengah pada sekitar abad ke-8 hingga ke-9 Masehi. Nama "Syailendra" sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "raja gunung"—sebuah julukan yang pantas, mengingat mereka membangun monumen agung di tengah lanskap perbukitan yang memukau.
Dinasti ini dikenal sebagai pemeluk kuat ajaran Buddha Mahayana, yang menjadi fondasi spiritual dari banyak karya seni dan arsitektur yang mereka tinggalkan.
Borobudur adalah mahakarya utama Dinasti Syailendra, dibangun sekitar tahun 750–825 Masehi.
Meski tidak diketahui secara pasti siapa tokoh utama di balik pembangunannya, banyak sejarawan meyakini bahwa Raja Samaratungga memegang peran sentral dalam proyek ambisius ini.
Pembangunan Borobudur bukanlah sekadar proyek arsitektur, melainkan ekspresi keyakinan, ilmu astronomi, filsafat, dan seni yang berpadu dalam satu bentuk paling luhur.
Borobudur bukan kuil biasa.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Candi Kedulan: Menyingkap Jejak Masa Lalu di Lereng Merapi!
Struktur bangunannya menyerupai mandala raksasa simbol kosmologi Buddha Mahayana.
Terdiri dari sembilan tingkat yang menggambarkan tahapan spiritual manusia menuju pencerahan, dari dunia nafsu (Kamadhatu), dunia bentuk (Rupadhatu), hingga dunia tanpa bentuk (Arupadhatu).
Di puncaknya terdapat stupa utama yang melambangkan Nirwana.
Pembuatan Borobudur juga mencerminkan kejayaan teknologi masa itu.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
