Rumah Betang: Warisan Budaya dengan Arsitektur Khas dan Makna Mendalam
Rumah Betang: Warisan Budaya dengan Arsitektur Khas dan Makna Mendalam-Foto: net -
Sejarah dan Makna Filosofis
Rumah betang telah berdiri selama ratusan tahun. Bangunan ini mencerminkan kearifan lokal suku Dayak dalam melindungi diri dari ancaman, termasuk binatang buas, dan memungkinkan mereka hidup harmonis dengan alam sekitar.
Struktur rumah betang menyerupai panggung panjang yang ditopang tiang-tiang kayu kuat, biasanya menggunakan kayu ulin Kalimantan, dengan tinggi sekitar lima meter.
Tangga menuju rumah selalu berjumlah ganjil, diyakini membawa keberuntungan sekaligus menjauhkan penghuni dari gangguan roh jahat. Setiap malam, tangga ini biasanya diangkat untuk keamanan.
Arah pembangunan rumah juga sarat makna. Bagian depan menghadap timur, melambangkan semangat dan kerja keras di pagi hari. Sementara bagian belakang menghadap barat, sebagai simbol penutupan aktivitas dan persiapan hari berikutnya.
Meskipun setiap keluarga memiliki ruang sendiri, kehidupan tetap dijalani secara kompak seperti satu keluarga besar.
BACA JUGA:Gunung Sumantri: Jejak Sejarah dan Kisah Kepahlawanan di Atap Papua
BACA JUGA:Sejarah dan Cerita Mistis Gunung Urug: Desa yang Terkubur Waktu
Jenis Rumah Betang dan Keunikannya
Rumah Betang Muara Mea
Terletak di Desa Muara Mea, rumah adat ini dibangun oleh suku Dayak di sekitar Gunung Purei. Setelah dipugar, tampilannya terlihat lebih modern.
Dinding rumah dihiasi lukisan berwarna-warni, atapnya melengkung menyerupai tanduk rusa, dan terdapat hiasan burung enggang yang menjadi simbol suku Dayak.
Interiornya memanfaatkan rotan dan bambu, lengkap dengan area ritual seperti tempat membakar dupa. Lingkungannya masih asri, membuat penghuni dan pengunjung merasa nyaman.
Rumah Betang Pasir Panjang
Berlokasi di Kotawaringin Barat, rumah panjang ini memiliki atap melengkung menyerupai tanduk rusa, terbuat dari kayu ulin.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
