Pemkot PGA

Menelusuri Suku Sasak Lombok: Warisan Leluhur yang Tetap Terjaga!

Menelusuri Suku Sasak Lombok: Warisan Leluhur yang Tetap Terjaga!

Menelusuri Suku Sasak Lombok: Warisan Leluhur yang Tetap Terjaga!-net: foto-

Sebelum masuknya Islam, mereka mengenal sistem kepercayaan lokal yang berkaitan dengan penghormatan terhadap alam dan roh leluhur.

Kemudian, Islam datang dan menjadi agama mayoritas masyarakat Sasak, terutama dalam bentuk Islam Wetu Telu dan Islam Waktu Lima.

Islam Wetu Telu dikenal sebagai perpaduan antara ajaran Islam dengan tradisi lokal, sedangkan Islam Waktu Lima mengikuti ajaran Islam secara lebih menyeluruh.

Keduanya hidup berdampingan sehingga menciptakan harmoni budaya yang unik.

Adat Istiadat dan Tradisi Unik

BACA JUGA:Angkul-Angkul Bali: Evolusi Gerbang Tradisional dari Budaya Leluhur hingga Desain Kontemporer

Suku Sasak memiliki adat istiadat yang kuat, salah satunya tradisi pernikahan.

Proses pernikahan adat Sasak sering dikenal dengan tradisi “merariq”, yaitu proses meminang yang diawali dengan membawa lari mempelai perempuan secara terhormat dan terencana.

Tradisi ini merupakan simbol kesungguhan dan keberanian seorang laki-laki dalam memperjuangkan pasangannya.

Selain itu, masyarakat Sasak juga memiliki tradisi Bau Nyale, sebuah ritual tahunan untuk menangkap cacing laut (nyale) yang diyakini sebagai jelmaan Putri Mandalika, sosok legenda yang terkenal karena pengorbanannya demi kedamaian kerajaan.

Tradisi ini bukan hanya kegiatan budaya, tetapi juga festival besar yang menarik wisatawan dari berbagai daerah.

Rumah Adat dan Arsitektur Tradisional

BACA JUGA:Hadiri FGD Optimalisasi Peran Forum Lalu Lintas, Wujudkan Kamseltibcarlantas di Sumsel

Rumah adat Suku Sasak, yang dikenal sebagai Bale dan Lumbung, mencerminkan bagaimana masyarakat memanfaatkan alam untuk membangun hunian yang selaras dengan lingkungan.

Bangunan ini terbuat dari bahan alami seperti kayu, bambu, serta atap alang-alang.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait