Sejarah Suku Bima: Warisan Kerajaan Maritim di Ujung Timur Pulau Sumbawa!
Sejarah Suku Bima: Warisan Kerajaan Maritim di Ujung Timur Pulau Sumbawa!-net:foto-
Sekitar tahun 1620-an, Raja La Kai menerima ajaran Islam dari ulama asal Makassar dan kemudian bergelar Sultan Abdul Kahir. Sejak saat itu, Kerajaan Bima berubah menjadi Kesultanan Bima yang berlandaskan nilai-nilai Islam.
Kesultanan Bima berkembang menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan yang penting di kawasan timur Nusantara.
Letak geografisnya yang strategis membuat Bima menjadi pelabuhan persinggahan kapal-kapal dari berbagai daerah, seperti Makassar, Ternate, dan bahkan Malaka.
Aktivitas perdagangan ini membawa kemakmuran bagi masyarakat dan memperkaya budaya lokal dengan unsur luar yang tetap disesuaikan dengan adat Bima.
BACA JUGA:Sejarah Suku Osing: Pewaris Kejayaan Majapahit yang Tetap Bertahan di Ujung Timur Pulau Jawa!
Selain itu, Kesultanan Bima juga dikenal sebagai kerajaan yang memiliki sistem pemerintahan yang tertata.
Sultan dibantu oleh para pejabat adat seperti Ruma Bicara (perdana menteri), Ruma Bumi, Ruma Dana, dan pejabat-pejabat lain yang mengatur bidang pemerintahan, ekonomi, dan hukum.
Struktur pemerintahan yang rapi ini menjadi bukti kemajuan politik dan sosial Suku Bima di masa lampau.
Kehidupan Sosial dan Budaya
BACA JUGA:Sejarah Suku Kamoro: Jejak Budaya, Kepercayaan, dan Keteguhan Masyarakat Pesisir Papua!
Suku Bima memiliki budaya yang kaya dan sarat makna. Bahasa Bima, yang disebut Nggahi Mbojo, menjadi salah satu identitas penting yang terus dilestarikan hingga kini.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Bima menjunjung tinggi nilai nggusu waru—sebuah filosofi yang berarti keseimbangan antara keberanian, kejujuran, dan kesetiaan terhadap adat.
Salah satu tradisi terkenal adalah ntumbu tani, yaitu pertunjukan adu kepala antar pemuda sebagai simbol keberanian dan solidaritas.
Meskipun kini jarang dilakukan karena alasan keselamatan, tradisi ini menjadi bagian dari sejarah sosial masyarakat Bima yang menggambarkan semangat juang mereka.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
