Pemkot PGA

Sejarah Suku Osing: Pewaris Kejayaan Majapahit yang Tetap Bertahan di Ujung Timur Pulau Jawa!

Sejarah Suku Osing: Pewaris Kejayaan Majapahit yang Tetap Bertahan di Ujung Timur Pulau Jawa!

Sejarah Suku Osing: Pewaris Kejayaan Majapahit yang Tetap Bertahan di Ujung Timur Pulau Jawa!-net:foto-

PAGARALAMPOS.COM - Di ujung timur Pulau Jawa, tepatnya di Kabupaten Banyuwangi, hidup sebuah kelompok etnis yang dikenal sebagai Suku Osing atau sering disebut juga Using.

Mereka merupakan penduduk asli Banyuwangi yang memiliki sejarah panjang, bahasa khas, serta kebudayaan yang unik.

Suku ini sering disebut sebagai keturunan langsung dari Kerajaan Majapahit, yang memilih tetap bertahan di tanah Jawa bagian timur saat pengaruh Islam mulai menyebar ke seluruh Nusantara.

Asal Usul dan Sejarah Awal

BACA JUGA:Sejarah Suku Tidung: Jejak Kerajaan Maritim di Utara Kalimantan dan Warisan Budaya yang Tetap Hidup!

Suku Osing diyakini berasal dari sisa-sisa masyarakat Majapahit yang menolak mengikuti arus Islamisasi setelah runtuhnya kerajaan besar itu pada abad ke-15.

Ketika pusat kekuasaan Majapahit di Trowulan mulai melemah, sebagian masyarakatnya berpindah ke wilayah timur, termasuk ke daerah Blambangan — cikal bakal Banyuwangi saat ini.

Di wilayah inilah mereka mempertahankan tradisi dan kepercayaan lama yang bercorak Hindu dan kejawen. Nama “Osing” sendiri berasal dari kata dalam bahasa mereka yang berarti “tidak”.

Istilah ini muncul karena masyarakat Blambangan sering menjawab “osing” (tidak) saat ditanya apakah mereka mau meninggalkan adat lama dan memeluk agama atau budaya baru.

BACA JUGA:Sejarah Suku Kamoro: Jejak Budaya, Kepercayaan, dan Keteguhan Masyarakat Pesisir Papua!

Dari situlah, nama “Suku Osing” melekat untuk menyebut kelompok masyarakat yang tetap setia pada tradisi Majapahit.

Bahasa dan Kebudayaan

Bahasa Osing merupakan bagian dari rumpun bahasa Jawa, tetapi memiliki dialek dan kosakata yang berbeda dari bahasa Jawa di wilayah tengah.

Secara linguistik, bahasa Osing menjadi jembatan antara bahasa Jawa dan Bali, mencerminkan posisi geografis Banyuwangi yang berada di perbatasan kedua kebudayaan besar itu.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait