Homo Erectus Soloensis: Warisan Manusia Purba yang Menjadi Saksi Peradaban di Jawa
Homo Erectus Soloensis: Warisan Manusia Purba yang Menjadi Saksi Peradaban di Jawa-Foto: net -
PAGARALAMPOS.COM - Indonesia dikenal sebagai salah satu wilayah penting dalam penelitian manusia purba dunia.
Salah satu temuan yang sangat berharga adalah Homo erectus soloensis, fosil manusia purba yang memberi gambaran tentang kehidupan awal manusia di Nusantara.
Penemuan ini menjadi bukti penting dalam memahami evolusi manusia, khususnya di kawasan Asia Tenggara, tepatnya di aliran Sungai Bengawan Solo, Jawa Tengah.
Apa Itu Homo Erectus Soloensis?
Homo erectus soloensis merupakan subspesies dari Homo erectus yang ditemukan di wilayah Jawa. Nama “soloensis” diambil dari Bengawan Solo, tempat fosil tersebut ditemukan.
Secara etimologi, Homo erectus berarti “manusia yang berdiri tegak”. Dibandingkan Homo erectus awal, jenis ini memiliki ukuran tengkorak lebih besar, meskipun belum menunjukkan ciri modern seperti Homo sapiens.
BACA JUGA:Ketika Sejarah Indonesia Nyaris Punah: Kisah Pemberontakan yang Terlupakan
Penemuan Fosil di Bengawan Solo
Fosil Homo erectus soloensis pertama kali ditemukan pada dekade 1930-an oleh tim peneliti Belanda yang dipimpin G.H.R. von Koenigswald. Lokasi penemuan meliputi Ngandong, Sambungmacan, dan Sangiran yang kini menjadi situs arkeologi kelas dunia.
Fosil yang berhasil ditemukan sebagian besar berupa tengkorak dan tulang paha. Walau tidak utuh, temuan ini cukup memberi gambaran mengenai postur tubuh dan kapasitas otak mereka.
Para ahli memperkirakan Homo erectus soloensis hidup antara 100.000–50.000 tahun lalu, menjadikannya salah satu Homo erectus terakhir sebelum punah.
Ciri Fisik dan Kehidupan
Manusia purba ini diperkirakan memiliki tinggi badan antara 160–180 cm, ukuran yang hampir menyerupai manusia modern.
BACA JUGA: Mengapa Aceh Sulit Dijajah Belanda? Fakta Sejarah yang Jarang Diketahui
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
