Pemkot PGA

Masjid Tua Katangka Al-Hilal: Jejak Kejayaan Kesultanan Gowa di Sulawesi Selatan

Masjid Tua Katangka Al-Hilal: Jejak Kejayaan Kesultanan Gowa di Sulawesi Selatan

Masjid Tua Katangka Al-Hilal: Jejak Kejayaan Kesultanan Gowa di Sulawesi Selatan-Foto: net -

Masjid Tua Katangka memiliki luas sekitar 174 meter persegi dan terdiri dari tiga bagian utama: alas (dasar), badan (tubuh), dan atap (puncak).

Bangunan berbentuk persegi dengan atap tumpang satu yang ditopang empat saka guru besar, serta tambahan empat tiang besi sebagai penyangga. Fondasi masjid terbuat dari campuran batu kali dan semen, ditanam sekitar satu meter ke dalam tanah.

Dinding masjid tersusun dari batu merah yang diplester, dengan ventilasi dan ornamen sulur daun pada setiap sisi.

Atap masjid menggunakan genteng keramik merah yang didatangkan dari Belanda pada masa Sultan Abdul Kadir Moh Aidid (1826–1893).

Puncak masjid memiliki mustaka keramik yang kini hanya tersisa berupa semen berbentuk menyerupai guci.

BACA JUGA:Sejarah dan Cerita Mistis Gunung Urug: Desa yang Terkubur Waktu

BACA JUGA:Sejarah Majapahit Tak Pernah Lengkap, Ini Alasannya

Ruang Dalam dan Fasilitas

Masjid Katangka memiliki ceruk berbentuk setengah lingkaran sebagai mihrab, serta mimbar dengan beberapa anak tangga tempat khatib menyampaikan khutbah.

Tiga pintu utama di sisi timur dihiasi kaligrafi Arab berbahasa Makassar yang diukir pada papan kayu jati. Selain itu, terdapat ventilasi berbentuk segi empat dan ornamen kayu berbentuk menyerupai bulu ekor ayam.

Masjid ini tidak memiliki menara; sebagai gantinya, terdapat beduk yang digunakan untuk memanggil umat salat, maupun memberi tanda saat ada peristiwa penting kerajaan, seperti kelahiran, kematian, peristiwa perang, atau keadaan darurat lainnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait