Menelusuri Sejarah Gunung Pesagi: Jejak Leluhur di Puncak Tertinggi Lampung!

BACA JUGA:Sejarah Benteng Indrapatra: Penjaga Warisan Kejayaan Melayu di Kepulauan Riau!

Gunung Pesagi juga memengaruhi struktur sosial dan sistem adat di wilayah Lampung Barat. Dalam upacara adat seperti Begawi atau Serengitan, Gunung ini sering disebut sebagai saksi atau peneguh nilai-nilai adat.

Ketinggian gunung mencerminkan tingginya martabat adat, sehingga nama Gunung Pesagi kerap digunakan dalam metafora kebudayaan untuk menyimbolkan kebesaran, kesucian, dan kekuatan.

Bahkan, dalam beberapa versi sejarah lokal, Pesagi dijadikan sebagai penanda batas wilayah adat antara kelompok masyarakat.

Mereka yang tinggal di sekitar lereng gunung memiliki status khusus sebagai penjaga dan pelestari tradisi leluhur.

Ekspedisi dan Penjelajahan

BACA JUGA:Sejarah dan Makna Budaya Gunung Seulawah Agam: sebagai Ikon Alam dan Perjuangan Masyarakat Aceh Besar

Gunung Pesagi mulai dikenal secara luas pada masa kolonial Belanda, ketika para penjelajah dan ilmuwan mulai melakukan ekspedisi ke daerah pedalaman Lampung.

Catatan kuno dari masa Hindia Belanda menyebutkan keberadaan gunung ini dan masyarakat adat di sekitarnya yang masih memegang teguh adat istiadatnya.

Namun, karena letaknya yang cukup terpencil dan akses yang sulit pada masa itu, tidak banyak data tertulis yang mencatat eksplorasi Gunung Pesagi secara rinci.

Barulah pada era modern, gunung ini mulai ramai dikunjungi oleh para pendaki dan peneliti yang tertarik dengan keunikan budaya dan alamnya.

BACA JUGA:Atasi Mata Merah Sebelah Kiri Dari Yang Sederhana Hingga Pengobatan Medis

Keindahan Alam dan Daya Tarik Wisata

Dari puncaknya, pendaki dapat menyaksikan panorama Danau Ranau yang memesona di kejauhan, serta deretan perbukitan yang hijau membentang di sekitar Lampung Barat.

Kawasan ini juga memiliki udara yang sejuk dan bersih, menjadikannya tempat yang ideal untuk menyepi atau sekadar menikmati kedamaian alam.

Sumber: