Pemkot PGA

Legenda Munculnya Peradaban di Tanah Jawa dan Asal Usul Aji Saka

Legenda Munculnya Peradaban di Tanah Jawa dan Asal Usul Aji Saka

Kisah legendaris Aji Saka masih menggerakkan ingatan masyarakat Jawa hingga hari ini.-NET-

PAGARALAMPOS.COM - Kisah legendaris Aji Saka masih menggerakkan ingatan masyarakat Jawa hingga hari ini. Aji Saka adalah tokoh utama dalam legenda yang menggambarkan lahirnya peradaban di Tanah Jawa melalui sosok pemuda yang disebut-sebut membawa ajaran Dharma, mewakili peradaban Buddha dan Hindu.

Legenda ini juga menyimpan mitos mengenai asal-usul tulisan Jawa. Dalam kisahnya, Aji Saka menulis kitab suci dalam bahasa Jawa, mendokumentasikan pengalaman kedua pelayan setianya, Dora dan Sembada.

Dalam perjalanannya, Aji Saka berhasil memperoleh Tirtamarta Kamandalu, air keabadian yang juga dimiliki oleh Para Dewa di Kahyangan. Air tersebut memberinya kekuatan untuk selamanya awet muda.

Selama ratusan tahun, ia memperdalam ilmu kesaktian dan kebatinan. Dikatakan bahwa Aji Saka mampu terbang dan melangkah di atas samudera, hingga akhirnya tiba di Tanah Jawa dan menjadi pertapa dengan nama Empu Sengkala.

BACA JUGA:Kenapa Aji Saka Dianggap Pahlawan Besar di Majapahit dan Pajajaran? Begini Ceritanya!

Pada masa itu, Tanah Jawa hanya dihuni oleh makhluk halus. Empu Sengkala mengajarkan ilmu penanggalan kepada bangsa jin yang tinggal di sana, memperkenalkan sistem lima hari yang kini dikenal sebagai Pasaran untuk menghitung waktu.

Saat merenung, Empu Sengkala menerima sasmita untuk mengisi Tanah Jawa dengan manusia. Di masa lalu, Bangsa Israil yang dijajah Romawi pernah mengirim sekitar 20. 000 orang Romawi ke Tanah Jawa.

Namun, karena perbedaan iklim, kondisi alam, dan gangguan makhluk halus, banyak di antara mereka yang jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Dalam waktu singkat, jumlah penduduk manusia di Tanah Jawa tidak lebih dari 200 orang, dan sisanya kembali ke Romawi, mengosongkan pulau tersebut kembali.

Belajar dari pengalaman tersebut, Empu Sengkala menempatkan tumbal di lima penjuru Tanah Jawa untuk mengurangi keangkeran dan menjadikannya nyaman bagi manusia. Setelah tumbal terpasang, Empu Sengkala berangkat ke Tanah Hindustan untuk mengajak orang-orang di sana mengisi Pulau Jawa.

Sesampainya di Kerajaan Surati, Empu Sengkala menghadap Raja yang ternyata adalah Prabu Iwasaka, penjelmaan Batara Anggajali, ayahnya. Prabu Iwasaka mengangkatnya menjadi Putra Mahkota dengan nama Raden Aji Saka.

Dengan dukungan Prabu Iwasaka, Raden Aji Saka berhasil mengumpulkan para pendeta, masyarakat miskin, serta orang-orang Hindustan lainnya yang tidak memiliki tempat tinggal, untuk dikirim ke Tanah Jawa.

BACA JUGA:Taukah Kamu? Inilah Sosok Penghuni Pertama Pulau Jawa, Konon Dia Adalah Orang Hindustan yang Dibawa Aji Saka

Banyak dari golongan mampu juga mendaftar untuk ikut dalam rombongan tersebut. Aji Saka memilih sepuluh pemuda terbaik sebagai pemimpin kelompok di Tanah Jawa. Ia mengajarkan ilmu kehidupan, kebatinan, pengobatan, serta tata cara pemerintahan. Tak kurang dari 10. 000 orang berhasil tiba dengan selamat di Tanah Jawa.

Setelah membagi mereka menjadi sepuluh kelompok dan menyebar ke berbagai penjuru, setiap kelompok dipimpin oleh seorang pemimpin yang telah menerima ilmu pengetahuan dari Aji Saka. Dalam waktu beberapa tahun, mereka mulai berkeluarga dan berkembang, mengisi Tanah Jawa dengan penduduk dari bangsa manusia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait