Ritual Leluhur Peradaban Purba di Puncak Gunung Padang? Yuk Simak Ini Penjelasanya
Ritual Leluhur Peradaban Purba di Puncak Gunung Padang? Yuk Simak Ini Penjelasanya--
BACA JUGA:Disebut Mirip Dengan Situs Purba Irlandia! Ternyata Situs Gunung Padang Miliki Keunikan Ini!
Dengan memukulnya akan terdengar suara nyaring berfrekuensi tinggi bagaikan nada-nada.
"Bebatuan tersebut seolah menjadi sebuah alat musik litofonik purba. Tapi berbeda dengan berbagai artefak litofonik warisan megalitik yang juga ditemukan di banyak negara di kawasan Asia Tenggara, ukuran dari artefak ini jauh lebih besar dimensinya," ujar peneliti Bandung Fe Institute, Hokky Situngkir.
Dengan menggunakan analisis fast fourier transform, Hokky dkk memetakan nada-nada yang dicurigai sampel frekuensinya ke tangga nada barat dan ditunjukkan pengerucutan pada empat nada yakni 'f'-'g'-'d'-'a'.
Menurut dia, mayoritas batuan yang disampling tidak menghasilkan bunyi yang frekuensinya dapat diklaim sebagai 'nada' tertentu.
BACA JUGA:Rupanya Ini Fakta Menarik di Gunung Padang Yang Gegerkan Dunia dan Arkeolog
"Namun ada dua kelompok batuan yang menghasilkan nada dengan frekuensi relatif tinggi, dalam interval 2683Hz-5171Hz. Dua kelompok batuan ini terdapat di teras pertama dan teras kedua," terangnya.
Tangga nada dalam pengelompokan batuan itu lazim digunakan dalam musikologi modern.
Disampaikan Hokky, fakta ini menunjukkan bahwa sangat mungkin tradisi megalitik di situs Gunung Padang telah mengenal instrumen musik.
Dari sisi urutan nada-nada yang diperoleh memang belum sempurna untuk dapat dikategorikan sebagai pentatonic scale ataupun heptatonic scale.
BACA JUGA:Patung Zaman Majapahit Ditemukan, Gegerkan Warga Situbondo Dengan Situs Berusia 700 Tahun
Ada dugaan nada-nada yang hilang tersebut kemungkinan ada di batuan yang sebagian terpendam tanah di sekitar batuan yang menghasilkan frekuensi tinggi tersebut," tuturnya.
Soal musik ini masih menjadi teka-teki, apakah batu yang jadi sumber bunyi itu merupakan artefak litofon yang telah ditemukan di banyak tradisi megalitik lainnya.
Jika memang batuan ini dijadikan alat musik. Maka peradaban yang memangunnya telah mengenal pola orkestrasi atau permainan musik dengan berkelompok.
Situs megalitikum Gunung Padang benar benar unik. Wajar saja membuat peneliti dan arkeolog dibuat kepoo.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
