Menguak Tradisi Bedding Ceremonies: Ritual Pernikahan Bangsawan di Abad ke-16

Menguak Tradisi Bedding Ceremonies: Ritual Pernikahan Bangsawan di Abad ke-16-Foto: net -
Setelah itu, pengantin akan memasuki kamar mereka, tirai ditutup, dan mereka dibiarkan sendiri sementara pesta dan musik berlangsung di luar.
Di Swedia pada abad ke-16, pasangan pengantin akan berbaring di tempat tidur sementara keluarga dan teman-teman berbagi makanan dengan mereka.
Tradisi ini mencerminkan dukungan masyarakat terhadap pengantin baru dan, di beberapa wilayah, bahkan memiliki kekuatan hukum.
Perubahan Pandangan
Namun, seiring berjalannya waktu dan perubahan norma sosial, pandangan terhadap upacara ini juga berkembang.
BACA JUGA:Jejak Arca Prajnaparamita: Simbol Sejarah Kebijaksanaan dalam Sejarah Nusantara!
BACA JUGA:Jejak Sejarah Istana Maimun: Keagungan Arsitektur Kesultanan Deli!
Beberapa orang berpendapat bahwa sifat publik dari upacara ini, yang terkadang invasif, dapat mengancam privasi pasangan dan menimbulkan pertanyaan tentang persetujuan mereka.
Perubahan dalam undang-undang perkawinan dan nilai budaya juga memperkuat perdebatan tentang relevansi upacara ini di zaman sekarang.
Banyak yang berpendapat bahwa dengan meningkatnya kesadaran akan otonomi individu, ritual-ritual publik semacam ini mungkin sudah tidak relevan lagi. Namun, bagi sebagian orang, mempertahankan tradisi ini dianggap sebagai cara untuk melestarikan warisan budaya yang kaya.
Dampak Emosional
Meskipun demikian, penting untuk menilai dampak emosional yang bisa timbul dari upacara tersebut, terutama jika hal itu mengganggu kenyamanan atau menimbulkan tekanan bagi pasangan.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Makam Sultan Malik Al Saleh: Jejak Kejayaan dan Spiritualitas!
BACA JUGA:Sejarah Talang Tuo: Menelusuri Jejak Peradaban dan Kebudayaan Nusantara!
Ritual bedding ceremonies, dengan sejarah panjang dan simbolisme yang rumit, memberikan pandangan unik tentang kehidupan pernikahan bangsawan sepanjang zaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: