Temuan Kerangka Raksasa di Ekuador: Fakta Sejarah atau Mitos yang Perlu Dibuktikan?

Penemuan Kerangka Raksasa di Ekuador: Mengapa Para Antropolog Meminta Penelitian Ulang?-Foto: net -
PAGARALAMPOS.COM - Teori tentang keberadaan manusia berukuran raksasa yang telah lama punah masih menjadi perdebatan yang menarik perhatian banyak orang. Baru-baru ini, kabar mengenai penemuan kerangka raksasa di Amerika Selatan kembali mencuat dan memicu berbagai spekulasi.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa kerangka manusia berukuran besar ditemukan di Ekuador.
Namun, para arkeolog menegaskan bahwa klaim tersebut perlu diteliti lebih lanjut secara ilmiah.
Dalam sebuah penelitian terbaru, antropolog Nicholas Landol menelusuri asal-usul penemuan kerangka yang diduga berasal dari desa Julcuy, provinsi Manabí, Ekuador. Kerangka tersebut pertama kali ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado.
BACA JUGA:Sejarah dan Keunikan Rumah Adat Baloy: Warisan Budaya Suku Tidung di Kalimantan Utara!
BACA JUGA:Sejarah Misteri Mahkota Kuno Blitar: Penemuan, Spekulasi, dan Fakta Sejarah!
Para peneliti mengaitkan temuan ini dengan budaya Manteño-Huancavilca yang berkembang antara tahun 1200 hingga 1600 Masehi.
Meski sebagian besar bagian kerangka telah hilang, beberapa tulang yang masih tersisa, seperti ulna kiri, radius kiri, kedua humerus, tulang paha, serta fragmen tulang kaki bagian bawah, berhasil ditemukan.
Temuan ini juga diangkat dalam dokumenter berjudul Lost Race of Giants dari Code of the Wild, yang mengklaim bahwa individu tersebut memiliki tinggi sekitar 2,1 meter (7 kaki) saat masih hidup.
Selain itu, dokumenter ini juga membahas tradisi lisan masyarakat Pribumi Sarasaca yang menyebutkan keberadaan raksasa kanibal di masa lalu.
BACA JUGA:Sejarah Penemuan Seni Gua Tertua di Sangkulirang: Jejak Kreativitas Manusia Purba!
BACA JUGA:Sejarah Penemuan Artefak Prasejarah: Mengungkap Jejak Peradaban Kuno!
Namun, Landol meragukan keakuratan klaim tersebut. Ia mengkritisi metode pengukuran yang hanya menggunakan pita ukur, yang berisiko menghasilkan kesalahan.
Faktor alami seperti proses penguraian dapat memengaruhi ukuran tulang, sehingga memungkinkan adanya perhitungan yang meleset.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: