Keunikan Budaya dan Penyebaran Ras Melanesia di Indonesia: Jejak Warisan Leluhur

Keunikan Budaya dan Penyebaran Ras Melanesia di Indonesia: Jejak Warisan Leluhur

Ras Melanesia di Indonesia: Keunikan Budaya, Warisan Leluhur, dan Wilayah Penyebarannya-Foto: net -

PAGARALAMPOS.COM - Menurut dua naturalis dan etnolog asal Swiss, Paul dan Fritz Sarasin, penduduk asli Nusantara memiliki ciri berkulit gelap dan bertubuh kecil.

Kelompok ini kini dikenal sebagai ras Melanesia, yang mayoritas tinggal di wilayah timur Indonesia. 

Istilah "Melanesia" berasal dari bahasa Yunani "melas" (hitam) dan "nesos" (pulau), yang berarti "pulau hitam".

Istilah ini pertama kali digunakan oleh penjelajah Prancis, Jules Dumont d'Urville, pada tahun 1832 untuk merujuk pada kelompok etnis di wilayah tersebut. 

BACA JUGA:Sejarah Suku Ternate: Sebuah Studi Peninggalan Suku, Serta Tradisi Hingga Adat!

BACA JUGA:Sejarah dan Prasejarah Suku Maluku: Dari Penjajahan Portugis Hingga Jepang!

Secara fisik, ras Melanesia memiliki karakteristik kulit gelap, rambut keriting, bibir tebal, wajah oval, hidung lebar, dan tubuh tegap dengan tinggi rata-rata 160-170 cm.

Menurut buku "Trinil: Saksi Peradaban Manusia Pra-Aksara" (2018), migrasi pertama manusia ke Nusantara melibatkan ras Melanesia sekitar 50.000 hingga 30.000 tahun lalu.

Profesor Truman Simanjuntak dari Pusat Arkeologi Nasional bahkan memperkirakan keberadaan ras Melanesoid di kawasan ini sudah dimulai sejak 60.000 tahun yang lalu.

Penyebaran ras Melanesia tidak hanya terbatas pada timur Indonesia. Pada abad ke-19, Robert Codrington, seorang misionaris Inggris, mendokumentasikan keberadaan masyarakat Melanesia di Vanuatu, Kepulauan Solomon, Kaledonia Baru, dan Fiji, yang ia catat dalam bukunya "The Melanesian Languages" (1885) dan "The Melanesians: Studies in Their Anthropology and Folk-lore" (1891).

BACA JUGA:Sejarah Singkat Kerajaan Galuh: Prasejarah Perkembangaan Dari masa ke Masa Peninggalan Kerajaan!

BACA JUGA:Kisah Sejarah Dibalik Misteri Suku Tidore Hingga Peninggalan Sejarah!

Setelah migrasi awal Melanesia, datang dua gelombang migrasi lain, yakni Proto Melayu dan Deutro Melayu, yang termasuk dalam ras Mongoloid.

Proto Melayu diperkirakan tiba dari Cina Selatan sekitar 3000 SM, menjadi leluhur bangsa Melayu-Polinesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: