Mengungkap Jejak Sakral Gunung Semeru: Sejarah, Mitos, dan Kepercayaannya

Mengungkap Jejak Sakral Gunung Semeru: Sejarah, Mitos, dan Kepercayaannya

Mengungkap Jejak Sakral Gunung Semeru: Sejarah, Mitos, dan Kepercayaannya-Foto: net -

Gunung Semeru juga memiliki beberapa pantangan yang diyakini harus dihormati oleh pendaki.  

Salah satu aturan yang dijunjung tinggi adalah larangan mendaki pada waktu-waktu tertentu, terutama saat masyarakat Tengger melaksanakan ritual adat.  

Mereka meyakini bahwa pada saat tersebut, roh leluhur sedang melakukan perjalanan spiritual, sehingga pendakian dapat mengganggu keseimbangan alam.  

Selain itu, membawa pulang benda-benda dari gunung ini, seperti batu atau tanaman, dianggap sebagai tindakan yang bisa membawa kesialan.  

BACA JUGA:Gunung Telomoyo: Keindahan Alami yang Dibumbui Misteri Suara dan Aroma Aneh

BACA JUGA:Apakah Gunung Padang Lebih Tua dari Piramida Giza?! Simak Penjelasannya!

Menurut kepercayaan setempat, barang yang diambil dari Semeru harus dikembalikan jika tidak ingin mengalami kejadian buruk.  

Larangan ini tidak hanya berkaitan dengan kepercayaan, tetapi juga menjadi bentuk penghormatan terhadap alam dan upaya menjaga kelestarian lingkungan.  

 Ritual Adat di Gunung Semeru  

Bagi masyarakat Tengger, Semeru memiliki makna spiritual yang mendalam.  

Setiap tahun, mereka menggelar upacara adat untuk menghormati leluhur dan memohon perlindungan.  

Salah satu ritual yang paling terkenal adalah Upacara Kasada, di mana masyarakat melemparkan hasil bumi ke dalam kawah gunung sebagai bentuk persembahan.  

BACA JUGA:Apakah Gunung-Gunung Ini Benar-Benar Tempat Tinggal Para Dewa? Temukan Jawabannya!

BACA JUGA:Berani Mendaki Gunung Salak? Ini yang Akan Kamu Hadapi!

Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur serta doa agar kehidupan mereka selalu diberkahi dan dilindungi.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: