Suku Enggano: Mampukah Bertahan di Tengah Arus Globalisasi?
Suku Enggano: Mampukah Bertahan di Tengah Arus Globalisasi?--
Masuknya teknologi modern, pendidikan formal, dan media massa telah mengubah pola hidup masyarakat lokal.
Kaum muda Enggano, misalnya, semakin banyak yang merantau ke luar pulau untuk mencari pendidikan dan pekerjaan.
BACA JUGA:Menguak Kehidupan Suku Yali: Pertanian Tradisional di Pegunungan Papua
Fenomena ini berdampak pada menurunnya minat mereka untuk mempelajari tradisi dan budaya lokal.
Selain itu, tekanan dari sektor ekonomi modern, seperti ekspansi industri pariwisata dan perikanan skala besar, telah mengganggu keseimbangan ekologis yang selama ini menjadi dasar kehidupan masyarakat Enggano.
Eksploitasi sumber daya alam tanpa pengelolaan yang bijaksana dapat mengancam keberlanjutan lingkungan Pulau Enggano.
Pengaruh Global: Peluang dan Ancaman
Pengaruh global tidak sepenuhnya membawa dampak negatif.
BACA JUGA:Etika Sakral: 4 Hal yang Wajib Dihindari Saat Memasuki Wilayah Suku Dayak
Dalam beberapa aspek, modernisasi membuka peluang baru bagi Suku Enggano untuk memperkenalkan budaya mereka ke dunia luar.
Misalnya, media sosial dapat digunakan sebagai platform untuk mempromosikan kekayaan budaya Enggano, seperti tarian adat, kerajinan tangan, dan kuliner tradisional.
Namun, ancaman asimilasi budaya tetap nyata.
Masuknya budaya luar yang dominan dapat menyebabkan tergerusnya identitas lokal, terutama jika masyarakat Enggano tidak mampu menyeimbangkan pengaruh eksternal dengan pelestarian budaya tradisional mereka.
BACA JUGA:Apakah Anda Tahu Sejarah Menarik Suku Rejang? Temukan Jawabannya!
Upaya Pelestarian dan Pemberdayaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: