Mengapa Mobbing Sering Terjadi? Saatnya Stop dan Lindungi Kesehatan Mental!

Mengapa Mobbing Sering Terjadi? Saatnya Stop dan Lindungi Kesehatan Mental!

Mengapa Mobbing Sering Terjadi? Saatnya Stop dan Lindungi Kesehatan Mental!--

PAGARALAMPOS.COM - Mobbing, sebuah istilah yang sering terdengar dalam diskusi mengenai kesehatan mental di tempat kerja atau sekolah, merujuk pada tindakan kekerasan verbal, fisik, atau psikologis yang dilakukan secara berulang terhadap seseorang dalam jangka waktu tertentu.

Mobbing dapat terjadi dalam berbagai lingkungan, baik di kantor, sekolah, maupun dalam kehidupan sosial sehari-hari.

Dalam konteks ini, mobbing tidak hanya mempengaruhi korban secara langsung, tetapi juga dapat berdampak luas terhadap lingkungan dan komunitas tempat korban berada.

Secara sederhana, mobbing adalah bentuk bullying yang lebih terstruktur, di mana sekelompok orang terlibat dalam tindakan penindasan terhadap satu individu.

BACA JUGA:Kesehatan Optimal dengan Buah Salak, Rahasia Kecantikan Kulit dan Pencernaan

Berbeda dengan bullying yang bisa terjadi dalam satu serangan tunggal, mobbing melibatkan perlakuan negatif yang berlangsung lama dan terorganisir.

Korban mobbing seringkali merasa terisolasi, tertekan, dan bahkan kehilangan rasa percaya diri karena perlakuan yang diterimanya.

Salah satu ciri khas mobbing adalah adanya kekuatan kelompok yang terlibat dalam tindakan tersebut.

Misalnya, di tempat kerja, mobbing bisa terjadi ketika sekelompok kolega atau atasan secara sistematis mengejek, meremehkan, atau mengabaikan individu tertentu.

BACA JUGA:Sup Kolagen Ceker Ayam, Hidangan Sehat untuk Menjaga Kesehatan Tulang dan Sendi

Begitu juga di sekolah, sekelompok siswa bisa saling bekerja sama untuk mengintimidasi teman sekelas mereka.

Tindakan ini bisa berupa cemoohan, penyebaran gosip, pengucilan sosial, atau bahkan ancaman fisik.

Penting untuk diingat bahwa mobbing bukan hanya sekadar perbedaan pendapat atau perselisihan biasa.

Dalam mobbing, tekanan yang diberikan tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik korban, tetapi juga dampak psikologis yang lebih dalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: