Khitan Tanpa Bius di Suku Sabiny: Mengapa Ini Harus Dilakukan? Simak Penjelasannya!
Khitan Tanpa Bius di Suku Sabiny: Mengapa Ini Harus Dilakukan? Simak Penjelasannya!--
PAGARALAMPOS.COM - Di tengah berbagai kebudayaan dan adat istiadat yang ada di dunia, terdapat tradisi yang masih dipertahankan oleh beberapa suku di Afrika, salah satunya adalah suku Sabiny di Uganda.
Salah satu tradisi yang cukup kontroversial adalah khitanan atau sunat bagi perempuan yang wajib dijalani oleh setiap wanita Sabiny setelah mencapai usia tertentu.
Proses ini dilakukan tanpa menggunakan bius atau obat penghilang rasa sakit, sehingga sering kali menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran dari berbagai kalangan.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Islam di Pagar Alam: Dari Puyang Awak Hingga Masjid Perdipe
Sejarah dan Makna Khitanan pada Wanita Sabiny
Khitan pada wanita Sabiny adalah sebuah tradisi yang telah berlangsung turun-temurun.
Menurut kepercayaan mereka, khitan dianggap sebagai bagian penting dari rite of passage atau upacara peralihan dari anak-anak menjadi dewasa.
Proses khitan ini juga dianggap sebagai simbol kesucian dan kehormatan seorang wanita dalam komunitas mereka.
Bagi masyarakat Sabiny, wanita yang telah menjalani khitanan dianggap siap untuk memasuki dunia pernikahan dan menjalani peran sebagai seorang ibu dalam keluarga.
BACA JUGA:Bukan Cuma Makanan, Tapi Sejarah Bakwan yang Menarik! Tahu Tidak?
Selain itu, khitanan ini juga sering dipandang sebagai penanda kedewasaan dan status sosial yang tinggi dalam masyarakat.
Bagi mereka, wanita yang belum dikhitan dianggap tidak sempurna dan kurang dihormati dalam komunitasnya.
Oleh karena itu, khitan bagi wanita Sabiny menjadi tradisi yang tidak bisa dihindari, meskipun kini sudah banyak protes terkait bahaya yang bisa ditimbulkan oleh praktik ini.
BACA JUGA:Apa yang Membuat Kurma Begitu Khas dan Penuh Sejarah? Simak Penjelasannya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: