Mengapa Wanita Suku Amazon Tidak Mengenakan Busana? Temukan Jawabannya!

PAGARALAMPOS.COM - Di tengah hutan belantara Amazon yang rimbun, terdapat suku-suku yang masih hidup dengan cara tradisional, jauh dari peradaban modern.

Salah satu aspek yang paling menarik dari kehidupan mereka adalah kebiasaan mengenakan sedikit atau bahkan tidak ada busana sama sekali.

Ini bukanlah semata-mata pilihan praktis, tetapi lebih kepada pengaruh budaya dan kepercayaan yang telah diwariskan turun-temurun.

Salah satu suku yang terkenal dengan kebiasaan ini adalah suku Yanomami, yang mendiami kawasan hutan Amazon di Venezuela dan Brasil.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Islam di Pagar Alam: Dari Puyang Awak Hingga Masjid Perdipe

Bagi suku Yanomami dan beberapa suku lainnya, ketelanjangan bukanlah hal yang tabu atau memalukan.

Mereka melihat tubuh manusia sebagai bagian alami dari ciptaan Tuhan yang tidak perlu ditutupi.

Dalam pandangan mereka, pakaian adalah sesuatu yang hanya diperlukan ketika berinteraksi dengan dunia luar yang memiliki norma sosial berbeda.

Oleh karena itu, banyak wanita di suku ini yang memilih untuk tetap tanpa busana, meski dalam kehidupan sehari-hari mereka bisa saja mengenakan hiasan tubuh atau aksesori yang terbuat dari bahan alami, seperti bulu, kerang, atau kulit binatang.

BACA JUGA:Analisis Arkeologis Penemuan Kota Kuno Maya di Hutan Meksiko: Mengungkap Sejarah yang Tersembunyi

Penting untuk dicatat bahwa keputusan untuk mempertahankan tradisi tanpa busana ini bukanlah karena mereka tidak mengenal pakaian.

Namun, mereka lebih memilih untuk menghidupi gaya hidup yang lebih dekat dengan alam, menganggap tubuh mereka sebagai bagian dari keberadaan yang lebih besar di dunia ini.

Dalam budaya mereka, ketelanjangan bukan hanya simbol kebebasan, tetapi juga keterhubungan dengan alam sekitar yang mereka jaga dan lindungi dengan sangat hati-hati.

Selain itu, ketelanjangan ini juga dilihat sebagai bagian dari cara mereka mengungkapkan identitas sosial.

Sumber: