Mengungkap Sejarah Zionisme: Dampak Runtuhnya Kekaisaran Ottoman di Palestina
Mengungkap Sejarah Zionisme: Dampak Runtuhnya Kekaisaran Ottoman di Palestina--
Namun, selama periode ini, Kekaisaran Ottoman menghadapi banyak tantangan, termasuk kebangkitan nasionalisme di kalangan bangsa-bangsa yang dikuasainya.
Hal ini menyebabkan ketidakpuasan di kalangan penduduk Arab di Palestina yang merasa terancam oleh migrasi Yahudi yang meningkat.
BACA JUGA:Sejarah Tersembunyi Candi Gedong Songo: Peninggalan yang Menunggu untuk Diketahui
Runtuhnya Kekaisaran Ottoman
Kekaisaran Ottoman mengalami kemunduran yang signifikan pada awal abad ke-20, terutama setelah kekalahan dalam Perang Balkan (1912-1913) dan Perang Dunia I (1914-1918).
Runtuhnya kekaisaran ini terjadi pada tahun 1922, ketika wilayahnya dibagi menjadi beberapa negara baru berdasarkan kesepakatan internasional.
Pada tahun 1917, pernyataan Balfour oleh pemerintah Inggris memberikan dukungan bagi pendirian "rumah nasional untuk orang Yahudi" di Palestina, yang semakin memperkuat gerakan Zionisme.
Setelah Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa memberikan mandat kepada Inggris untuk mengelola Palestina.
BACA JUGA:Peradaban Zaman Perunggu: Sejarah, Peperangan, dan Pembentukan Kekuasaan
Kebijakan Inggris yang ambivalen dalam menangani imigrasi Yahudi dan hak-hak Arab Palestina menyebabkan ketegangan yang meningkat antara kedua komunitas tersebut.
Konflik ini berlanjut hingga saat ini dan menjadi salah satu isu paling kompleks di Timur Tengah.
Dampak dan Kesimpulan
Zionisme, yang dimulai sebagai gerakan untuk menciptakan identitas dan perlindungan bagi bangsa Yahudi, mendapat dorongan besar setelah runtuhnya Kekaisaran Ottoman.
Wilayah Palestina, yang berada di bawah mandat Inggris, menjadi pusat konflik antara aspirasi nasionalis Yahudi dan hak-hak penduduk Arab.
BACA JUGA:Sejarah dan Mitos Gunung Slamet: Apa yang Tersembunyi di Balik Keindahan Alam?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: