Sejarah dan Makna Gedung Dwiwarna di Tengah Perjuangan Kemerdekaan
Gedung Dwiwarna--
PAGARALAMPOS.COM - Gedung Dwiwarna, yang terletak di kawasan Dago Pakar, Bandung, adalah salah satu bangunan bersejarah yang memiliki nilai arsitektur dan sejarah yang tinggi.
Dibangun pada tahun 1917, gedung ini awalnya dirancang oleh arsitek Belanda, W. A. van Houten, sebagai villa pribadi untuk keluarga Van de Velden.
Arsitektur gedung ini mencerminkan gaya Art Deco yang populer pada awal abad ke-20, dengan desain yang elegan dan khas.
Nama "Dwiwarna" sendiri memiliki makna yang dalam, merujuk pada kombinasi dua warna, yaitu putih dan merah.
BACA JUGA:Menggali Sejarah Tjong A Fie: Sosok Ikonik Medan yang Berpengaruh
Warna-warna ini tidak hanya menjadi ciri khas gedung, tetapi juga melambangkan perjalanan sejarah dan perjuangan bangsa Indonesia.
Selama masa penjajahan Belanda, Gedung Dwiwarna menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting yang terjadi di Bandung.
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, gedung ini mengalami perubahan fungsi.
Setelah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, Gedung Dwiwarna dijadikan tempat tinggal dan markas para pemimpin bangsa, termasuk Soekarno dan Mohammad Hatta.
BACA JUGA:Pos Bloc Medan: Menghidupkan Kembali Sejarah dalam Ruang Kreativitas Modern
Gedung ini menjadi saksi dari berbagai pertemuan penting yang membahas nasib bangsa Indonesia, termasuk saat perundingan dengan pihak Belanda mengenai pengakuan kedaulatan Indonesia.
Selain sebagai tempat tinggal para pemimpin, Gedung Dwiwarna juga berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya.
Berbagai acara dan pertemuan diadakan di sini, mengundang tokoh-tokoh penting dari berbagai kalangan untuk membahas masa depan bangsa.
Dalam konteks ini, Gedung Dwiwarna tidak hanya berfungsi sebagai bangunan fisik, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan perjuangan bangsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: