Menyusuri Sejarah Kesultanan Johor: Pusat Perdagangan dan Kekuasaan di Selat Malaka

Menyusuri Sejarah Kesultanan Johor: Pusat Perdagangan dan Kekuasaan di Selat Malaka

Menyusuri Sejarah Kesultanan Johor: Pusat Perdagangan dan Kekuasaan di Selat Malaka--

Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan ini adalah perebutan kekuasaan di dalam keluarga kerajaan.

Setelah peristiwa-peristiwa tersebut, Johor secara bertahap kehilangan kekuasaan politiknya dan menjadi wilayah yang dikuasai oleh negara-negara Eropa, terutama Inggris.

Pada abad ke-19, Kesultanan Johor bertransformasi menjadi negara protektorat Inggris di bawah Perjanjian Pangkor (1874).

BACA JUGA:Kerajaan Bedahulu: Peradaban yang Membentuk Lampung dan Sejarah Sumatra

Pada saat itu, Johor menjadi bagian dari dominasi Inggris di Semenanjung Malaya, meskipun kesultanan ini tetap mempertahankan beberapa kekuasaan lokalnya.

Setelah beberapa dekade, Kesultanan Johor akhirnya bergabung dengan federasi Malaya yang pada akhirnya mengarah pada pembentukan Malaysia pada tahun 1963.

Warisan Kesultanan Johor

Hari ini, Kesultanan Johor masih dihormati sebagai simbol warisan budaya dan sejarah Malaysia.

Sultan Johor saat ini, Sultan Ibrahim, adalah keturunan langsung dari keluarga kerajaan yang telah memerintah Johor selama berabad-abad.

BACA JUGA:Kebangkitan dan Kejayaan Kesultanan Banten: Sejarah Kerajaan Maritim yang Makmur

Kesultanan Johor juga tetap memiliki pengaruh yang signifikan di kalangan masyarakat Melayu, dan budaya serta tradisi yang berasal dari Johor masih hidup dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Malaysia.

Kesultanan Johor memainkan peran penting dalam sejarah dan perkembangan Asia Tenggara, terutama dalam konteks perdagangan dan politik di Selat Malaka.

Meskipun kesultanan ini sudah tidak memiliki kekuasaan politik seperti dulu, warisan sejarah dan budayanya terus dikenang dan dihargai hingga kini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: