Mengungkap Sejarah Desa Pengotan: Dari Tempat Pengungsian Menuju Pusat Budaya yang Hidup
Mengungkap Sejarah Desa Pengotan: Dari Tempat Pengungsian Menuju Pusat Budaya yang Hidup-Foto: net-
Sebagai akibatnya, mereka dipindahkan ke wilayah hutan di utara Bangli. Meski demikian, mereka tetap membawa serta benda-benda sakral dari desa asal mereka, seperti Ida Bhatara Sakti Pingit dan genta.
Nama "Pengotan" diberikan oleh Raja Bangli karena melihat tanaman lateng yang hancur akibat ulat, yang dalam bahasa Bali disebut 'oot.'
BACA JUGA:Menjelajahi Pesona Suku Aneuk Jamee di Pesisir Barat Aceh: Apa yang Membuat Mereka Istimewa?
BACA JUGA:Pelestarian Budaya di Tengah Modernisasi, Memahami Kehidupan dan Tradisi Suku Abung
Hingga kini, Desa Pengotan masih mempertahankan tradisi dan warisan leluhur mereka.
Tradisi "nganten bareng" merupakan salah satu yang paling mencolok, diadakan secara massal dengan semangat kebersamaan yang mendalam.
Desa ini menjadi saksi bisu dari sejarah panjang yang menggambarkan ketahanan budaya dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikannya bagian penting dari kekayaan budaya Bali yang terus hidup hingga saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: