Menguak Sejarah Jembatan Tayan: Pintu Gerbang Konektivitas Kalimantan

Menguak Sejarah Jembatan Tayan: Pintu Gerbang Konektivitas Kalimantan

Menguak Sejarah Jembatan Tayan: Pintu Gerbang Konektivitas Kalimantan--

Pembangunan berlangsung selama kurang lebih lima tahun, dengan melibatkan teknologi konstruksi yang canggih untuk memastikan daya tahan jembatan yang melintasi sungai terpanjang di Indonesia.

Salah satu tantangan utama dalam pembangunan Jembatan Tayan adalah kondisi geografis yang sulit, terutama karena Sungai Kapuas dikenal dengan arusnya yang kuat serta lebar sungainya yang cukup besar.

BACA JUGA:Banya Yang Gak Tau Sejarah dan Dampak Jembatan Barelang bagi Masyarakat Kepulauan Riau

Namun, berkat teknologi dan perencanaan yang matang, pembangunan jembatan ini bisa diselesaikan sesuai jadwal.

Arsitektur dan Desain Jembatan

Jembatan Tayan memiliki desain yang modern dengan kombinasi jembatan rangka baja dan jembatan beton.

Struktur jembatan terdiri dari dua bagian utama, yakni bentang utama sepanjang 280 meter yang melintasi Sungai Kapuas dan bentang penghubung sepanjang 1.140 meter yang menghubungkan bentang utama dengan daratan di sisi Piasak dan Tayan.

Jembatan ini juga dilengkapi dengan trotoar untuk pejalan kaki dan jalur ganda yang mampu menampung arus lalu lintas kendaraan bermotor secara optimal.

BACA JUGA:Sejarah dan Makna Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah bagi Masyarakat Riau

Ketinggian jembatan dirancang sedemikian rupa untuk mengakomodasi lalu lintas kapal-kapal besar yang melintasi Sungai Kapuas, yang masih menjadi jalur transportasi air utama di wilayah ini.

Manfaat dan Dampak Jembatan Tayan

Setelah diresmikan pada tahun 2016, Jembatan Tayan memberikan dampak yang signifikan terhadap mobilitas dan ekonomi masyarakat setempat.

Akses dari Kota Pontianak ke kawasan perbatasan Kalimantan Barat-Malaysia semakin mudah, mempercepat distribusi barang, jasa, dan kebutuhan pokok ke wilayah pedalaman.

Kehadiran jembatan ini juga berkontribusi pada pengembangan pariwisata di Kalimantan Barat, terutama dengan meningkatkan aksesibilitas ke destinasi wisata di kawasan pedalaman dan perbatasan.

BACA JUGA:Sejarah Patung Selamat Datang di Bundaran HI: Ikon Keramahan Ibu Kota

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: