IKN dan Suku Balik: Analisis Pengaruh Pembangunan Ibu Kota Baru Terhadap Komunitas Lokal

PAGARALAMPOS.COM - Suku Balik, yang juga dikenal sebagai Suku Paser Balik, adalah komunitas asli di Kalimantan Timur, terutama di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. 

Proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menimbulkan tantangan besar bagi mereka, terutama terkait dengan perubahan lahan permukiman mereka.

Sejarah dan Asal-Usul

Suku Balik telah menetap di wilayah Kecamatan Sepaku, termasuk di Kelurahan Sepaku, Pemaluan, dan Desa Bumi Harapan, sejak masa penjajahan Belanda.

Ada klaim bahwa mereka juga telah ada sejak masa pendudukan Jepang atau bahkan lebih awal, pada abad ke-18, di bawah Kesultanan Paser.

Menurut cerita lokal, tanah yang mereka huni dulunya diberikan oleh Sultan Paser kepada anaknya yang menikah dengan seorang bangsawan Kutai, menunjukkan hubungan lama mereka dengan Kesultanan Paser.

Kebudayaan dan Tradisi

Sebagai bagian dari Suku Paser, Suku Balik memiliki banyak kesamaan budaya dengan kelompok Suku Paser lainnya.

Mereka berbicara dalam bahasa Paser yang memiliki berbagai dialek di Kalimantan Timur. Suku Balik sangat menghargai nilai-nilai tradisional seperti kejujuran dan keharmonisan dengan alam.

Kehidupan sehari-hari mereka meliputi bertani dengan sistem ladang berpindah, berburu, mengumpulkan madu, dan mencari tanaman obat di hutan.

Hutan di sekitar Kelurahan Sepaku sebelumnya merupakan sumber daya penting yang menyediakan buah-buahan, air bersih, dan tempat berburu.

Tantangan Pembangunan Ibu Kota Nusantara

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) mengakibatkan perubahan besar pada lahan yang dulunya menjadi tempat tinggal Suku Balik.

Lahan yang sebelumnya subur kini digunakan untuk pembangunan kota baru, yang mengancam cara hidup tradisional mereka.

Sumber: