Resensi Film 'TRAP' Sadis Tanpa Tumpahan Darah, Yuk Simak Alurnya

Resensi Film 'TRAP' Sadis Tanpa Tumpahan Darah, Yuk Simak Alurnya

Resensi Film 'TRAP' Sadis Tanpa Tumpahan Darah, Yuk Simak Alurnya--

PAGARALAMPOS.COM -  "Bipolar disorder" merupakan gangguan jiwa yang sangat dipengaruhi oleh 'mood' (suasana hati). Penderitanya akan berada dalam dua kutub ekstreem. Yaitu episode 'manik' dan 'defresif'. 

Pada episode 'manik', penderita selalu memiliki 'mood' yang tinggi. Seperti, lebih cerdas, memiliki banyak ide, rasa percaya diri yang tinggi,  humoris, dan penyayang. Sementara, episode defresif berada dalam situasi perasaan rendah diri dan tak peduli, cuek,  hilang ketertarikan dengan berbagai hal. 

Saya cenderung menilai film "Trap" yang diperankan dengan sangat sempurna oleh Josh Hartnett, sebagai 'genre' "bipolar disorder" yang "manik". Ketimbang menggambarkannya dengan pola perilaku 'bipolar disorder' defresif. Atau lebih jauh, di luar  itu, disebut berpola 'psikopat'. Bisa diperdebatkan!


--

Film Hollywood yang di-sutradarai oleh M. Night Syamalan ini begitu unik. Menggambarkan seseorang  bernama Cooper Adam,  pembunuh berantai yang telah lama dicari oleh aparat kepolisian (FBI).

BACA JUGA:Film 200 Pounds Beauty, Bentuk Kritik Sosial akan Beauty Privilege

Dijuluki "The Butcher", atau 'si Tukang Daging', Cooper Adam (Josh Hartnett), disebut sebagai sosok yang sadis. Petugas pemadam kebakaran Philadelphia (AS) ini sangat cerdas dan penyayang. Humoris, juga banyak ide. Cooper mampu melepaskan diri, dalam situasi terjepit dan sangat sulit sekalipun.

Josh Hartnett yang pernah bermain di film bergenre 'history' "Oppenheimer" dan memerankan tokoh Ernest Lawrence, mendapat pujian yang luar biasa dalam film yang mulai beredar sejak 7 Agustus (2024) lalu ini. 

Ber-"genre thriller" psikologis, kita akan terpesona dengan 'mimik' dan gesture sosok Cooper yang diperankan Josh Hartnett. Kekaguman penonton pada Cooper berlanjut, saat dia  mencari akal untuk meloloskan diri dari kepungan ratusan aparat FBI. Tanpa sedikit pun menimbulkan kehebohan di dalam gedung opera yang dihadiri ribuan penonton.

Sutradara Night Syamalan juga mampu mengadaptasi dan mengemas ide baru (inovasi) terhadap sang tokoh kejahatan itu. Di mana "The Butcher", sedikit pun tidak menampilkan kesadisannya, tidak ada darah yang tertumpah. 

BACA JUGA:Sinopsis Film Kejar Mimpi Gaspol!, Impian Seorang Ibu untuk Jadi Penulis

Hanya digambarkan, Cooper adalah "si Penjagal", plus seseorang yang dia sandera di sebuah ruangan. Selebihnya hanya menceritakan, bahwa Cooper adalah "The Butcher".  Tidak lebih. Saya pikir, ini adalah satu "breakthrough" (terobosan), film sadis tapi tak ada darah.

Sang "Directed" (sutradara), Night Syamalan, bahkan mempola cerita ini. Dimana, penyanyi terkenal Lady Raven yang diperankan oleh putrinya Saleka Night Syamalan, meminta tetap dalam 'tawanan' Cooper. Saat Cooper akan membebaskannya. Adakah  tawanan yang menolak untuk dibebaskan?

Ada yang menarik, dari cerita ('screenplay') film yang juga ditulis oleh Night Syamalan, serta di produksi oleh Warner Bros ini. Sepanjang durasi 1 jam 45 menit, tidak sekalipun Senjata Api (pistol) yang menyalak, atau kekejaman Cooper kepada korbannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: