Menjelajahi Revolusi Gerakan Pramuka di Indonesia dan Dunia

Menjelajahi Revolusi Gerakan Pramuka di Indonesia dan Dunia

Menjelajahi Revolusi Gerakan Pramuka di Indonesia dan Dunia-Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM -  Pramuka, atau yang dikenal dengan nama lengkap Praja Muda Karana, adalah gerakan kepanduan yang sangat terkenal tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.

Di Indonesia, gerakan ini secara resmi diperkenalkan kepada masyarakat pada tanggal 14 Agustus 1961. Sementara itu, di kancah global, gerakan Pramuka mulai dikenal sejak 25 Juli 1907.

Bagaimana sebenarnya sejarah perjalanan gerakan Pramuka baik di Indonesia maupun dunia?

Sejarah Pramuka di Indonesia

Awal mula pembentukan gerakan Pramuka di Indonesia diawali dengan berdirinya organisasi Belanda bernama Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung pada tahun 1912.

Empat tahun kemudian, Mangkunegara VII mendirikan organisasi kepanduan pertama yang bernama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).

Kehadiran JPO ini menjadi pemicu lahirnya gerakan nasional serupa, seperti Hizbul Wahton (HW) pada tahun 1918, Jong Java Padvinderij pada 1923, dan Nationale Padvinders.

Melihat perkembangan ini, Belanda mulai melarang organisasi kepanduan di luar yang mereka miliki menggunakan istilah "Padvinder."

Namun, gerakan kepanduan di Indonesia terus berkembang pesat antara tahun 1928-1935, dengan munculnya berbagai organisasi seperti Pandu Indonesia, Padvinders Organisatie Pasundan, Pandu Kesultanan, Sinar Pandu Kita, dan Kepanduan Rakyat Indonesia.

Untuk menyatukan gerakan-gerakan ini, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) mengadakan acara perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem (PERKINO) di Yogyakarta pada 19-23 Juli 1941.

Setelah Indonesia merdeka, sejumlah tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta dan mengadakan kongres pada 27-29 Desember 1945 di Surakarta.

Kongres ini melahirkan organisasi Pandu Rakyat Indonesia (PRI) pada 28 Desember 1945, yang diakui sebagai satu-satunya organisasi kepanduan oleh pemerintah.

Namun, ketika Belanda kembali ke Indonesia, PRI dilarang dan secara resmi dibubarkan pada 6 September 1951.

Situasi ini kemudian memunculkan organisasi-organisasi lain, seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: