Natuna di Era Kejayaan Sriwijaya, Dahulunya Pelabuhan Transit Kini Jalur Pelayaran Internasional

Natuna di Era Kejayaan Sriwijaya, Dahulunya Pelabuhan Transit Kini Jalur Pelayaran Internasional

Foto : Jalur perairan laut di Kepulauan Natuna.--Instagram

PAGARALAMPOS.COM - Ribuan keping keramik yang terkubur di Pantai Natuna, Kepulauan Riau, menegaskan bahwa Natuna pernah menjadi pelabuhan transit Kerajaan Sriwijaya pada masa kejayaan perdagangan antara abad ke-7 hingga ke-13 Masehi.

Hal ini diperkuat dengan ditemukannya keramik sejenis di Pulau Sumatera.

Peneliti senior Pusat Arkeologi Nasional (Pusarnas), Naniek Harkantiningsih Wibisono mengatakan, Pusarnas telah menyelidiki sekitar 1.200 keping keramik utuh dan 1.000 pecahan gerabah yang ditemukan di pesisir Natuna Ta.

Tembikar tersebut berasal dari berbagai era dari abad ke-10 hingga ke-20 dan berasal dari beberapa daerah antara lain Tiongkok, Vietnam, Thailand, dan Belanda.

“Keramik Tiongkok yang ditemukan berasal dari Dinasti Song, Yuan, Ming, dan Qing.

BACA JUGA:Jejak Kekayaan Sriwijaya, Harta Karunnya Tenggelam di Perairan Musi, Jadi Buruan Penyelam

"Yang paling banyak ditemukan adalah gerabah dari Dinasti Song (abad 12-13) dan Dinasti Yuan (abad 13-14)," kata Naniek di Jakarta, Senin, 4 Agustus.

Jenis gerabah mulai dari mangkok, guci, kendi, piring, kendi, kendi, mangkok tertutup, gelas hingga tatakan

Menurut Naniek, besar kemungkinan gerabah tersebut merupakan barang yang diperdagangkan di laut. Tersangka peneliti utama Pusarna, Sonny Wibisono mengungkapkan, gerabah Natuna ditemukan pada kedalaman rata-rata 40 sentimeter.

Ia menduga banyak perompak di masa lalu yang sengaja mengubur tembikar untuk disimpan sementara dan kemudian dibawa pulang.

BACA JUGA:Kisah Ratu Shima, Menghadapi Ancaman dan Mempertahankan Kalingga dari Ancaman Sriwijaya

Fakta Gisela: "Banyak gerabah yang terkubur di sepanjang pantai. Banyak warga yang akhirnya mencarinya sehingga merusak konteks lokal," ujarnya.

Tahun lalu, peneliti juga menemukan kerangka seorang wanita yang terkubur dengan arah tenggara-barat laut.

Peneliti tidak sempat memeriksa seluruh kerangka orang ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: