Subsidi Motor Listrik Pemerintah, Apakah Masih Tepat Sasaran? Begini Penjelasannya!

Subsidi Motor Listrik Pemerintah, Apakah Masih Tepat Sasaran? Begini Penjelasannya!

Motor Listrik yang disubsidi oleh Pemerintah-foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Pemerintah Indonesia telah memulai program subsidi untuk pembelian sepeda motor listrik dengan tujuan untuk mendorong adopsi kendaraan ramah lingkungan ini.

Meskipun langkah ini patut diapresiasi, ada beberapa kritik yang mengemuka terkait efektivitas dan sasaran dari subsidi yang diberikan.

Agus Purwadi, seorang peneliti otomotif dan akademisi dari ITB Bandung, menyampaikan beberapa pandangannya mengenai masalah ini, menyoroti bahwa subsidi sebesar Rp 7 juta yang diberikan saat ini mungkin tidak tepat sasaran dan justru berpotensi menimbulkan masalah baru.

Masalah Subsidi yang Terlalu “Cair”

BACA JUGA:Penjualan Mobil Hybrid Naik 49 Persen di Semester Pertama 2024, Ini Daftar Mobil Terlaris!

Agus Purwadi mengkritik pemberian subsidi motor listrik yang dinilai terlalu longgar.

Menurutnya, insentif Rp 7 juta yang ditawarkan oleh pemerintah tidak mempertimbangkan kualitas dari motor listrik itu sendiri, khususnya baterai yang digunakan.

Saat ini, banyak motor listrik yang beredar menggunakan baterai jenis Sealed Lead Acid (SLA) yang kualitasnya masih jauh dari ideal jika dibandingkan dengan baterai Lithium.

"Baterai SLA yang banyak digunakan saat ini memiliki daya tahan dan performa yang kurang memadai dibandingkan dengan baterai Lithium," kata Agus. 

BACA JUGA:Toyota Luncurkan Starlet Cross, Kembaran Suzuki Fronx, Ini Keunggulannya!

Kualitas Baterai dan Pengaruhnya Terhadap Pasar

Kualitas baterai merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi performa dan daya tahan sepeda motor listrik.

Baterai SLA, meskipun lebih murah, memiliki kapasitas yang terbatas dan umur pakai yang lebih pendek dibandingkan dengan baterai Lithium Ion (Li-Ion) atau Lithium Polymer (Li-Po).

Agus menilai bahwa subsidi yang terlalu fleksibel mendorong penjualan motor listrik dengan baterai SLA yang pada akhirnya dapat menekan pertumbuhan pasar motor listrik itu sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: