Kampung Kapitan Palembang, Jejak Pertama Keturunan Tionghoa
Foto : Bangunan hunian keturunan Tionghoa di Kampung Kapitan.--National Geographic
Menara batu ini berdiri di tengah lapangan yang tertutup tembikar di Desa Kapitan, tingginya kurang lebih 2,5 meter.
Pengunjung Desa Kapitan kerap berpose di kawasan ini untuk mengabadikan momen.
BACA JUGA:Menelusuri Benteng Kembar di Palembang, Dimanakah Lokasinya Sekarang?
Pagoda batu ini dikelilingi oleh hamparan bunga yang masih sangat indah. Bunga ini ditanam di atas beton dan dimanfaatkan para remaja sebagai tempat berkumpul bersama teman-teman.
Gedung Menara di Desa Kapitan, Palembang. (Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat)
Baca Juga: Setelah Super Blue Blood Moon, 2018 Akan Kembali Terlihat Gerhana Bulan
Jika bosan dengan pemandangan di sini, Kampung Kapitan adalah tempat yang cocok bagi pengunjung untuk menikmati keindahan Musi Sungai. Dibutuhkan beberapa detik untuk sampai dari desa Kapitan.
BACA JUGA:Restoran di Palembang Yang Wajib Kamu Cobain, Instgramble dan Bernuansa Tempo Doeloe
“Wilayah ini ramai dikunjungi saat hari raya dan hari raya Imlek. Di sini juga terdapat rumah-rumah yang dijadikan tempat ibadah masyarakat Tionghoa,” kata Didi.
Struktur bangunan
Di depan Rumah Kapten terdapat sebuah alun-alun yang pada tahun 1937 berperan penting sebagai pertemuan jalan pejalan kaki.
Keistimewaan ruang terbuka lainnya adalah taman, dengan tanaman hias dalam delapan pot besar di tepi ruang terbuka.
Seiring berjalannya waktu, lahan kosong di depan rumah kapten mulai dipenuhi pemukiman.
BACA JUGA:Apa Saja Cafe Terbaru di Palembang 2024 yang Wajib Dikunjungi? Inilah 9 Rekomendasinya!
Pada tahun 2014, Restoran Kapten dibangun dan akses ke alun-alun dari sungai diblokir oleh tembok. Sebuah taman juga dibangun untuk menghalangi pandangan ke rumah kapten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: