Menelusuri Jejak Kehidupan Suku Punan Batu! Si Pemburu dan Peramu di Gunung Batu Benau

Menelusuri Jejak Kehidupan Suku Punan Batu!  Si Pemburu dan Peramu di Gunung Batu Benau

Menelusuri Jejak Kehidupan Suku Punan Batu! Si Pemburu dan Peramu di Gunung Batu Benau-Foto: net-

Peserta acara FGD mewakili organisasi pemerintah daerah yang terlibat dalam pengusulan status Global Park Gunung Batu. Benau.

Usai diskusi, peserta mengunjungi dan menginap di komunitas adat Penan Batu yang tinggal di kawasan karst Gunung Batu Benau.

Telah dilakukan kunjungan lapangan ke beberapa kawasan potensi warisan geologi di sekitar Gunung Batubenau.

“Kami berharap peserta dapat melihat langsung lokasi potensi pengembangan geopark di Burungan,” kata Lohadi.

Transformasi situs Gunung Batu Benau menjadi taman global merupakan langkah menuju keseimbangan tujuan dan misi terkait ekologi dan ekonomi.

Buktinya terlihat di Taman Bumi Gunung Sewu yang membentang di tiga provinsi: Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.

“Setelah ditetapkannya status Taman Bumi, kunjungan wisatawan meningkat dan tentunya pendapatan masyarakat setempat juga meningkat,” kata anggota Dewan Pakar Komite Geopark Nasional Indonesia yang turut hadir dalam acara tersebut sebagai pembicara, kata Budi Martenot.

Hasil penelitian Kelompok Penelitian Karst Departemen Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menunjukkan banyaknya potensi yang dimiliki kawasan Gunung Batu Benau.

Setidaknya penemuan 35 tipe gua berbeda telah menangkap potensi geologisnya. Di dalamnya terdapat sebuah gua besar dengan sungai bawah tanah yang panjang.

Dia menambahkan, menurut penelitian Eikman, budaya ini konon dibangun dari batu Penan. komunitas adat. Laboratorium memiliki keunikan genetik dan budaya.

Seperti disebutkan sebelumnya, orang-orang Suku Punan Batu masih menjadikan gua sebagai liang hunian.

Mereka juga masih menerapkan pola hidup berburu dan meramu yang sangat bergantung dengan keberadaan hutannya.

Potensi lain di Gunung Batu Benau adalah keragaman hayatinya.

Namun, sayangnya, “hingga saat ini belum ada kajian yang komprehensif tentang keragaman hayati dan budaya dalam konteks pengembangan Taman Bumi” di Gunung Batu Benau, kata Manajer Senior Yayasan Konservasi Alam Nasional (YKAN) untuk Pemerintahan Provinsi Niel Makinuddin.

Padahal, pengembangan Taman Bumi menuntut adanya keterkaitan antara warisan geologi, budaya, dan biologi yang ketiganya disebut sebagai warisan bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: