Runtuhnya Peradaban Lembah Indus, Benarkah Akibat Dijajah Bangsa Arya

Berakhirnya masa optimum iklim Holosen berarti curah hujan pada musim hujan semakin meningkat.

Peradaban Lembah Indus, seperti halnya kebudayaan Asia Selatan selanjutnya, bergantung pada musim hujan.

Dr. Nishant Malik mengatakan, ``Wilayah tempat berkembangnya peradaban Lembah Indus adalah wilayah semi-kering yang diberkati dengan beberapa sungai yang mengalir dari gletser, seperti Sungai Indus dan banyak anak sungainya.''

BACA JUGA:Jejak Kerajaan Islam yang Membentuk Peradaban Global: Kenali Pengaruh dan Kontribusinya

Masyarakat budaya Harappa, sering kali membangun pemukiman dan pusat kota di sepanjang Sungai Ghaggar-Hakra. Semuanya tergantung musim hujan.

Dr. Malik berkata, "Jadi, peradaban Lembah Indus sangat bergantung pada curah hujan yang dibawa oleh musim hujan, yang merupakan fenomena yang sangat dinamis."

Pencapaian Kebudayaan Harappa

Ketika musim hujan membawa lebih banyak hujan, pertanian meningkat. Artinya kebudayaan Harappa sudah ada antara tahun 3500 dan 1300 SM. Masyarakat yang sangat maju mungkin telah berkembang pada abad ke-4 SM.

Peradaban kuno ini mencapai Afghanistan dan mencakup sebagian besar Pakistan dan barat laut India.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Kekhalifahan: Eksplorasi 7 Kerajaan Islam yang Membentuk Peradaban Dunia

Beberapa perkiraan menyebutkan sekitar 5 juta orang tinggal di sini. Dua kota terbesar adalah Mohenjo-daro dan Harappa.

“Peradaban ini terkenal dengan infrastruktur dan teknologi perkotaannya yang canggih, termasuk sistem pengukuran panjang dan massa,” kata Doctor. Malik.

Peradaban Lembah Indus memiliki sistem sanitasi yang memungkinkan mereka tinggal di kota-kota besar.

Tata letak pemukiman mereka sangat seragam. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat ini sangat terstratifikasi dan terencana secara terpusat.

BACA JUGA:Menggali Jejak Sejarah Kerajaan Kanjuruhan: Asal Usul Peradaban Kuno di Malang

Sumber: