Mengenal Budaya Rejang, Yang Unik Memiliki 5 Dialek Bahasa

Mengenal Budaya Rejang, Yang Unik Memiliki 5 Dialek Bahasa

Foto : Dialek bahasa Rejang Bengkulu-Mengenal Budaya Rejang, Yang Unik Memiliki 5 Dialek Bahasa-Google.com

PAGARALAMPOS.COM - Suku rejang terbanyak menempati Kabupaten rejang Lebong yang kini memekarkan diri menjadi kabupaten rejang Lebong (induk), Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang.

Yang saat ini meninggalkan jejak historis kekayaan budaya Nusantara. Salahsatunya mengenai bahasanya.

Bahasa Rejang adalah salah satu Bahasa dalam Rumpun Bahasa Austronesia dari rumpun yang lebih kecil yaitu Melayu-Polinesia yang beranggotakan ribuan Bahasa.

Oleh karenanya berbagi kesamaan dalam pengucapan, tata kalimat, dan kosakata dengan bahasa-bahasa Austronesia lainnya.

BACA JUGA:Mengenal Suku Rejang, Etnis Pertama Penghuni Wilayah Bengkulu

Bahasa Rejang tidak berkerabat secara jelas dengan bahasa-bahasa Melayu-Polinesia lainnya di Sumatra.

Menurut Ethnologue, bahasa ini merupakan isolat di dalam rumpun Melayu-Polinesia.[24] Sementara itu MultiTree menganggapnya sebagai bahasa yang belum diklasifikasikan.

Selain Rejang, bahasa lain dalam keluarga Melayu-Polinesia yang belum diklasifikasikan menurut Ethnologue meliputi Katabaga, Gorap, dan Hukumina.

Bahasa non-Melayik ini terbagi ke dalam lima dialek: Lebong, Musi/Curup, Kebanagung, Pesisir, dan Rawas. Dialek Rawas dituturkan di Ulu Rawas, Sumatera Selatan.

BACA JUGA:Melacak Jejak Perjalanan Suku Rejang: Dari Mongolian Hingga Perlawanan Belanda, Yuk Cari Tau Kisahnya!

Sementara dialek-dialek lain dituturkan di Provinsi Bengkulu. Selain dialek Pesisir yang sesuai namanya dituturkan di pesisir, dialek bahasa Rejang lainnya dituturkan di kawasan pedalaman.

Bahasa Rejang adalah satu dari sembilan bahasa pribumi Bengkulu selain bahasa Enggano, Kaur, Lembak, Melayu Bengkulu, Mukomuko, Nasal, Pekal, dan Serawai.

Bahasa ini merupakan bahasa asli bagi di lima dari sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.

Tidak ada data yang pasti mengenai jumlah suku Rejang atau penutur bahasanya. Menurut naskah karangan M. Hoesin, Gubernur Sumatera Selatan keempat (1957-1958), yang diselesaikan pada 1932, pada tahun itu suku Rejang berjumlah 130.000 jiwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: