Ancaman Dumping Keramik China, Kemendag Gencarkan Penyelidikan BMTP

Ancaman Dumping Keramik China, Kemendag Gencarkan Penyelidikan BMTP

Ancaman Dumping Keramik China, Kemendag Gencarkan Penyelidikan BMTP--

PAGARALAMPOS.COM - Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah mengambil langkah serius untuk menanggulangi gelombang impor keramik dari China yang merajalela di Indonesia.

Dalam sebuah penyelidikan yang sedang berlangsung oleh Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI), Kemendag berencana untuk menerapkan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) yang tinggi sebagai respons terhadap kebijakan dumping yang dilakukan oleh produsen keramik China.

Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Budi Santoso, proses penyelidikan ini bisa berujung pada penerapan bea masuk hingga mencapai 200%.

"Memang sekarang lagi ada penyelidikan oleh KPPI, kalau prosesnya sudah selesai segera ditetapkan bea masuk melalui mekanisme BMTP," jelas Budi Santoso.

BACA JUGA:Uruguay Melenggang ke Perempat Final Copa America 2024

Penyelidikan ini dipicu oleh dugaan serbuan besar-besaran impor keramik dari China ke Indonesia.

Zulhas dari Kemendag mengungkapkan bahwa pemerintah sudah melakukan langkah-langkah untuk melindungi industri keramik nasional dengan memberlakukan standar SNI dan pajak yang tinggi untuk impor keramik.

Di Surabaya, sebanyak 4,7 juta keramik dari China yang tidak memenuhi standar SNI telah dimusnahkan, dengan nilai mencapai Rp 80 miliar.

Indonesia menjadi sasaran utama dari kebijakan dumping China karena penjualan mereka di pasar internasional sedang lesu, yang mengakibatkan alih fokus pasar ekspor mereka ke Indonesia.

BACA JUGA:Prancis Melaju ke Perempat Final Euro 2024 Setelah Singkirkan Belgia

Hal ini telah menyebabkan defisit transaksi ekspor impor produk keramik Indonesia mencapai lebih dari US$1,3 miliar dalam lima tahun terakhir.

Meskipun terjadi penurunan impor dari China sebesar 32% sejak akhir 2023, namun dampak terhadap industri keramik nasional sudah sangat terasa dengan penurunan tingkat utilisasi produksi dan ketidakmampuan untuk bersaing secara fair dengan produk impor yang harganya sangat murah.

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) memproyeksikan bahwa industri keramik dalam negeri akan mengalami pertumbuhan positif di tahun 2024, dengan target produksi mencapai 445 juta meter persegi, naik sekitar 6,4% dari tahun sebelumnya.

Proyek-proyek seperti pembangunan Ibukota Nusantara (IKN) diharapkan dapat mendorong penjualan produk keramik dalam negeri, sejalan dengan insentif PPN yang ditanggung pemerintah untuk sektor properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: