Sejarah Panjang Kelenteng Gondomanan Yogyakarta: Didirikan pada 1846 oleh Masyarakat Tiongkok

Sejarah Panjang Kelenteng Gondomanan Yogyakarta: Didirikan pada 1846 oleh Masyarakat Tiongkok

Kelenteng Gondomanan Yogyakarta-Kolase by Pagaralampos.com-net

PAGARALAMPOS.COM - Kelenteng Fuk Ling Miau, yang lebih dikenal dengan sebutan Kelenteng Gondomanan, didirikan pada tahun 1846 oleh masyarakat Tionghoa di Yogyakarta

Terletak di Jalan Brigjen Katamso No. 3, Prawirodirjan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, kelenteng ini berdiri di atas tanah hibah dari Sri Sultan Hamengku Buwono VII. 

Keraton Yogyakarta memberikan tanah ini sebagai tempat beribadah bagi masyarakat Tionghoa, mencerminkan semangat toleransi beragama yang kuat di kota ini.

Arsitektur dan Nuansa Budaya

BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan Fakta Menarik Candi Arjuna dengan Situs Bersejarah di Ketinggian 2.093

Kelenteng Fuk Ling Miau merupakan kombinasi yang indah antara arsitektur Cina dan Jawa. 

Nuansa Cina dapat dilihat dari berbagai elemen seperti tulisan, patung dewa, dan lukisan yang menghiasi kelenteng. Sementara itu, nuansa Jawa tampak pada bagian atap yang dikenal dengan istilah "sumur langit". 

Salah satu ciri khas dari kelenteng ini adalah sepasang naga langit yang menghadap Mutiara Api, serta penggunaan warna merah dan kuning yang dominan.

Makna dan Simbolisme

BACA JUGA:Menjelajahi Sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Mengenal 10 Peninggalannya

Nama Fuk Ling Miau memiliki makna mendalam, yaitu sebuah kelenteng yang penuh dengan berkah yang tak terhingga. 

Kelenteng ini juga menjadi simbol toleransi beragama antar etnis di Kota Yogyakarta, mencerminkan kerukunan dan penghargaan terhadap perbedaan keyakinan yang telah lama terjalin di kota ini.

Fungsi Ganda

Salah satu keunikan dari Kelenteng Fuk Ling Miau adalah fungsinya yang terbagi menjadi dua tempat peribadatan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: