Serangan Siber terhadap Pusat Data Nasional Indonesia Menimbulkan Kekhawatiran Keamanan

Serangan Siber terhadap Pusat Data Nasional Indonesia Menimbulkan Kekhawatiran Keamanan

Serangan Siber terhadap Pusat Data Nasional Indonesia Menimbulkan Kekhawatiran Keamanan--

PAGARALAMPOS.COM - Lanskap keamanan siber Indonesia menghadapi tantangan besar setelah Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Komunikasi dan Informatika jatuh korban serangan siber pada Kamis, 20 Juni.

Serangan ini, yang dikaitkan dengan varian terbaru ransomware LockBit yang dikenal sebagai LockBit 3.0, telah memunculkan alarm atas keamanan data warga Indonesia, menurut Letjen Hinsa Siburian, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Letjen Hinsa Siburian mengungkapkan kekhawatiran atas potensi kerentanan data warga Indonesia menyusul serangan ransomware tersebut.

Dia menekankan bahwa meskipun langkah-langkah seperti enkripsi data telah diterapkan untuk keamanan sementara, keadaan terenkripsi itu sendiri tidak menjamin keamanan.

BACA JUGA:Pj Wako Melantik 35 Pejabat Baru di Pagar Alam, Tekankan Kepercayaan dan Juga Disiplin

"Sebelumnya, saya katakan data itu dienkripsi. Jika dienkripsi, secara teknis tidak aman," ujar Hinsa dalam konferensi pers.

Sejauh mana pelanggaran data dan potensi penyalahgunaan data warga masih belum pasti.

BSSN, bekerja sama dengan Kominfo, Tim Kejahatan Siber Polri, dan KSO Telkomsigma, sedang melakukan penyelidikan aktif terkait insiden ini.

"Kami saat ini berada dalam fase forensik. Yang dapat kami konfirmasi sekarang adalah bahwa data telah dienkripsi," tambah Letjen Hinsa.

BACA JUGA:Sinergi Eksekutif dan Legislatif, Optimalisasi Kebijakan Anggaran untuk Pagar Alam 2025

Sementara itu, Herlan Wijanarko, Direktur Network & IT Solution PT Telkom, mengungkapkan bahwa pelaku di balik serangan ransomware terhadap sistem imigrasi PDN meminta tebusan sebesar US$8 juta (sekitar Rp131 miliar).

"Ya, kami mengikuti permintaan tebusan mereka sebesar US$8 juta," ungkap Herlan, menegaskan seriusnya permintaan tebusan.

Serangan ini, yang diidentifikasi sebagai ancaman siber baru, memerlukan upaya koordinasi untuk mitigasi yang efektif.

Herlan menekankan perlunya kerja sama berkelanjutan untuk mengatasi ransomware LockBit 3.0.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: