Gareth Southgate Dikritik Berat karena Taktik Kontroversial di EURO 2024
Gareth Southgate Dikritik Berat karena Taktik Kontroversial di EURO 2024--
PAGARALAMPOS.COM - EURO 2024 telah memasuki babak grup dengan sejumlah kontroversi, terutama terkait dengan tim nasional Inggris yang dilatih oleh Gareth Southgate.
Meskipun memulai kompetisi dengan baik dengan mengumpulkan empat poin dari dua pertandingan pertama di Grup C, kritik yang pedas mengenai strategi taktis Southgate telah mengemuka.
Pada awal turnamen, Southgate memutuskan untuk menggunakan Trent Alexander-Arnold, pemain belakang asal Liverpool yang terkenal, dalam peran yang tidak biasa sebagai gelandang bertahan.
Keputusan ini dianggap sebagai langkah kontroversial oleh banyak pihak dalam dunia sepak bola, termasuk mantan pelatih tim nasional Inggris, Sam Allardyce.
BACA JUGA:Lionel Messi dan Argentina Menghancurkan Pertahanan Kanada di Copa America 2024
Menurut Allardyce, penempatan Alexander-Arnold di posisi gelandang adalah sebuah blunder besar.
Dalam komentarnya kepada Mirror yang dikutip oleh BolaSport.com, Allardyce menyatakan, "Southgate juga harus mempunyai suara.
Mereka harus mengatakan 'pelatih, Anda tidak bisa terus bermain seperti itu. Anda harus berhenti'."
Alexander-Arnold, yang dikenal karena kehebatannya sebagai bek kanan, sering kali ditarik keluar di tengah pertandingan dan digantikan oleh Conor Gallagher, seorang pemain tengah yang dianggap masih kurang berpengalaman untuk mengawal sektor tengah timnas Inggris dalam level kompetisi sebesar EURO 2024 ini.
BACA JUGA:Arema FC Lepas Bek Timnas Indonesia Bagas Adi Nugroho
Kritik terhadap Southgate tidak hanya datang dari kalangan mantan pelatih.
Banyak pengamat sepak bola dan para penggemar juga mengekspresikan ketidaksetujuan mereka terhadap keputusan taktis yang diambil oleh Southgate dalam pertandingan-pertandingan krusial ini.
Mereka menganggap bahwa eksperimen dengan posisi pemain bintang seperti Alexander-Arnold seharusnya dilakukan dengan lebih hati-hati, terutama mengingat pentingnya setiap poin di fase grup untuk memastikan langkah ke babak berikutnya.
Selain itu, ada juga kritik terhadap keputusan Southgate untuk terus mempertahankan formasi 4-2-3-1 meskipun hasilnya belum konsisten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: