Legenda Keke Panagian: Punya Pesan Moral yang Mendalam dari Tanah Minahasa
Legenda Keke Panagian-Kolase by pagaralampos.com-Net
BACA JUGA:Mengintip Misteri Cepuri, Kisah Pertemuan Legendaris di Pantai Parangkusumo
Meski teman-temannya bisa bermain di luar rumah, Panagian hanya bisa bermain di rumah bersama mereka.
Keinginan yang Terpendam
Puncak dari kisah ini terjadi saat desa Wanua Uner menggelar pesta syukur selepas musim panen.
Pesta ini sangat dinantikan oleh seluruh warga, terutama karena tarian Maengket yang menggambarkan rasa syukur atas panen yang berhasil.
Panagian sangat ingin ikut serta dalam pesta tersebut, namun orang tuanya melarangnya.
Pada malam pesta, Panagian yang sangat kecewa berdandan dengan pakaian terbaiknya dan memohon izin kepada orang tuanya sekali lagi.
Namun, Pontohroring dan Mamalauan tetap tidak mengizinkannya.
Keajaiban di Malam Pesta
BACA JUGA:Dibalik Pesona Kota Pagar Alam, Inilah 3 Misteri dan Keajaiban Alam yang Memikat
Merasa sangat sedih, Panagian tiba-tiba melihat sebuah cahaya memasuki kamarnya dan membentuk jalan menuju tanah lapang tempat pesta berlangsung.
Ia mengikuti cahaya itu dan tiba di tengah keramaian pesta.
Semua orang terkesima melihatnya, dan saat tarian Maengket dimulai, Panagian menari dengan sangat lihai meski itu adalah kali pertama ia menari Maengket.
Setelah berpesta hingga fajar, Panagian pulang dengan terburu-buru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: