Bitcoin: Antara Koreksi dan Proyeksi Arah Harga Berikutnya

Bitcoin: Antara Koreksi dan Proyeksi Arah Harga Berikutnya

Bitcoin-pagaralampos-net

PAGARALAMPOS.COM - Bitcoin (BTC), mata uang kripto terbesar di dunia, telah mengalami periode yang menarik sepanjang kuartal kedua tahun 2024.

Setelah gagal mencapai All-Time High (ATH) baru pada Maret 2024, Bitcoin mengalami penurunan signifikan dari puncaknya di sekitar US$71.900, jatuh di bawah US$66.000 dalam beberapa pekan terakhir.

Koreksi Pasar dan Sentimen Investor

Ketika harga Bitcoin gagal mencapai ATH terbarunya, banyak investor mulai meragukan kemungkinan kenaikan lebih lanjut. 

Koreksi harga yang tajam sejak awal Juni 2024 sebagian besar disebabkan oleh tekanan jual dari penambang Bitcoin yang mengalami kapitulasi setelah peristiwa halving pada bulan April 2024.

BACA JUGA:Prediksi Altcoin Season, Pola Konsisten dalam Pasar Kripto

Namun, analisis on-chain dari Lookonchain menunjukkan bahwa ada optimisme yang tersirat di balik koreksi ini.

Menurut Bitcoin Price Rainbow dan indikator lainnya seperti Relative Strength Index (RSI), Bitcoin masih memiliki potensi untuk naik lebih tinggi. 

RSI saat ini menunjukkan bahwa Bitcoin belum mencapai titik jenuh beli, yang berarti masih ada ruang untuk kenaikan lebih lanjut setelah fase koreksi ini berlalu.

Proyeksi Jangka Panjang

Analisis jangka panjang menunjukkan bahwa Bitcoin belum mencapai puncaknya.

BACA JUGA:Dampak Token Unlock Terhadap Harga Kripto Fokus pada DYDX, LQTY, PENDLE, FET, dan OCEAN

Moving Average 200-Week Heatmap menyoroti bahwa harga Bitcoin masih berada dalam zona yang menunjukkan potensi untuk hold atau akumulasi, bukan untuk menjual.

Sementara itu, Cumulative Value Coin Days Destroyed (CVDD) menunjukkan bahwa Bitcoin masih belum mencapai nilai terlalu tinggi, yang memperlihatkan bahwa harga saat ini mungkin masih dalam posisi undervalued untuk investor yang mencari peluang beli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: