Mengenal Tambang Salido Sumatra Barat: Warisan Berharga dari Masa VOC

Mengenal Tambang Salido Sumatra Barat: Warisan Berharga dari Masa VOC

Tambang Salido Sumatra Barat-Kolase by pagaralampos.com-Net

PAGARALAMPOS.COM - Aktivitas pertambangan di Pulau Sumatera telah berlangsung sejak zaman pendudukan VOC pada abad ke-19. 

Kekayaan alam Nusantara, dari pertanian hingga pertambangan, telah menarik perhatian Belanda, terutama dalam eksploitasi emas di Tambang Salido dan Gunung Arum.

VOC, melalui konsesi dagangnya, memulai eksploitasi tambang emas Salido di Desa Salido Ketek, Nagari Tambang, Sumatera Barat sejak tahun 1669.

Di bawah kepemimpinan Commandeur Jacob Horizon Pitt, tambang ini menjadi salah satu yang paling produktif di Pantai Barat Sumatera.

BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat, Sifat dan Karakter Pandawa Lima dalam Kisah Pewayangan Mahabharata

Tambang Salido tidak hanya menjadi tempat eksploitasi emas, tetapi juga tempat untuk perdagangan lada dan pala. 

VOC mengimpor budak dari Madagaskar serta tawanan perang untuk bekerja di sini, didukung oleh ahli tambang dari berbagai belahan Eropa seperti Jerman dan Hongaria.

Namun, keberhasilan tambang ini tidak datang tanpa konsekuensi.

Ribuan budak dan pekerja kontrak bekerja dalam kondisi yang keras, dan banyak yang meninggal karena penyakit dan kecelakaan.

BACA JUGA:Silsilah Keluarga Mahabharata, Mengungkap Asal Usul Pandawa dan Kurawa

Meskipun mengalami pasang surut, tambang Salido tetap menjadi salah satu aset berharga VOC hingga akhirnya ditutup pada tahun 1928.

Saat ini, sisa-sisa sejarah tambang Salido hanya berupa peninggalan fisik seperti pembangkit listrik tenaga air dan terowongan dengan jembatan air di atasnya.

Meskipun tidak lagi beroperasi, jejak sejarah tambang ini tetap mengingatkan kita akan masa lalu gemilangnya sebagai salah satu tambang emas tertua di Indonesia.

Setelah berabad-abad lamanya, jejak sejarah tambang emas Salido di Pulau Sumatera tetap menjadi bukti nyata dari keberanian dan ketekunan manusia dalam mengeksplorasi sumber daya alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: