Kontroversi Wacana Presiden Kembali Dipilih oleh MPR, Suatu Kemunduran dalam Demokrasi?

Kontroversi Wacana Presiden Kembali Dipilih oleh MPR, Suatu Kemunduran dalam Demokrasi?

Kontroversi Wacana Presiden Kembali Dipilih oleh MPR, Suatu Kemunduran dalam Demokrasi?--

PAGARALAMPOS.COM - Perdebatan seputar kemungkinan pemilihan presiden oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah menciptakan gelombang kontroversi di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menilai wacana ini sebagai langkah mundur dalam proses demokratisasi yang telah berlangsung di Indonesia.

Menurut Herzaky, demokrasi Indonesia telah mengalami kemajuan dengan sistem pemilihan langsung oleh rakyat, sebuah koreksi dari praktik-praktik otoritarianisme masa lalu.

Ia menyatakan bahwa mempertimbangkan kembali peran MPR dalam pemilihan presiden akan menjadi suatu penyimpangan terhadap arah yang telah dicapai oleh demokrasi Indonesia saat ini.

BACA JUGA:Rekrutmen Petugas Pantarlih, Langkah Kunci untuk Memastikan Validitas Data Pemilih di Pagaralam

BACA JUGA:Pj Wako Safari Jumat di Masjid Darul Hikmah, Dengar Kebutuhan dan Harapan Masyarakat Pagaralam

"Pemilihan langsung oleh rakyat telah membawa kita menuju arah yang lebih demokratis. Maka, mempertimbangkan untuk kembali kepada sistem MPR akan mengarah pada kemunduran," ungkap Herzaky.

Meskipun ada pandangan bahwa wacana ini muncul terlambat, Herzaky menegaskan bahwa Pemilu 2024 telah berlangsung dengan lancar dan demokratis.

Ia menyoroti sinergi antara Presiden Terpilih 2024, Prabowo Subianto, dan Presiden RI Jokowi dalam upaya mencapai visi Indonesia Emas 2045.

Menurutnya, fokus sekarang haruslah pada pemperbaikan dan percepatan pembangunan, bukan pada perdebatan tentang sistem politik yang telah dijalankan.

BACA JUGA:TP-PKK Pagaralam Berperan Aktif dalam Menanggulangi Stunting, Ini Yang Dilakukannya!

BACA JUGA:Rumah Baghi Besemah, Keunikan Arsitektur yang Tahan Gempa dan Tak Pernah Roboh

Namun, Herzaky juga menyoroti perlunya menerima hasil pemilihan dengan lapang dada.

Ia menekankan pentingnya sikap sportifitas dan kesiapan untuk menerima kekalahan dalam konteks demokrasi yang matang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: