Starlink Jadi Ancaman Serius bagi Penyedia Internet Lokal di Indonesia, Begini Penjelasannya!

Sebagai perbandingan, layanan internet satelit Satria-1 milik Indonesia dibanderol Rp 2,5 juta per bulan dengan kecepatan 3-20 Mbps.

BACA JUGA:Nokia R21 Max, Kembalinya Gemilang Nokia di Dunia Smartphone Android

Heru Sutadi sebagai pengamat teknologi informasi, menuturkan bahwa rata-rata orang Indonesia saat ini membutuhkan internet dengan kecepatan hingga 20 Mbps, meski di kota besar seperti DKI Jakarta kebutuhannya bisa meningkat lebih dua kalu lipat bahkan hingga 50 Mbps. 

Starlink menawarkan kecepatan yang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan ini, meski dengan model "up to" yang berarti kecepatan maksimal tergantung kondisi.

- Kerja Sama dengan Telkomsat

Starlink telah bekerja sama dengan PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) sejak Juni 2022 untuk menyediakan layanan jaringan tetap tertutup di Indonesia.

BACA JUGA:Bingung Mau Beli Hp Baru? Yuk Simak Rekomendasi 4 HP Bagus Dari Infinix Ini!

Hubungan ini bersifat bisnis ke bisnis (B2B), bukan langsung ke pelanggan (B2C).

Pada September 2022, Starlink mendirikan anak usahanya di Indonesia, PT Starlink Services Indonesia (SSI), yang bergerak di bidang telekomunikasi satelit dan penyediaan jasa internet.

- Masa Depan Industri Internet di Indonesia

Dengan kehadiran Starlink, industri internet di Indonesia menghadapi tantangan besar. Pemain lokal harus beradaptasi atau menghadapi risiko tersingkir dari pasar. 

BACA JUGA:Komitmen Indonesia, Mendag Zulhas Tegaskan Impor AC-Laptop Tetap Lancar!

Meski Starlink menawarkan harga yang lebih murah dan kecepatan yang lebih tinggi, keberlanjutan layanan ini bergantung pada kemampuan infrastruktur dan penerimaan masyarakat. 

Namun, yang jelas, Starlink telah membuka era baru dalam penyediaan layanan internet di Indonesia, yang bisa menjadi katalis bagi perubahan signifikan di sektor ini.*

 

Sumber: