Mengejutkan! Ternyata Indonesia Impor Cabai dan Bawang Putih dari Singapura, Ini Faktanya
Mengejutkan! Ternyata Indonesia Impor Cabai dan Bawang Putih dari Singapura, Ini Faktanya--
BACA JUGA:Tak Buka Penjaringan, Ternyata Gerinda Siap Usung Kader Sendiri di Pemilukada Lahat
Pada periode Januari-April 2024, nilai impor cabai tercatat sebesar US$ 85, meskipun angka ini menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 326.
Sementara itu, impor bawang putih mencapai US$ 20, juga mengalami penurunan dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 155.
Selain cabai dan bawang putih, Indonesia juga mengimpor tepung gandum dan meslin dari Singapura.
Pada periode Januari-April 2024, impor tepung gandum dan meslin tercatat sebesar US$ 99.154, meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar US$ 79.299.
BACA JUGA:KPU Kota Pagaralam Lantik 25 Anggota PPK, Jaga Integritas dan Profesionalitas Demokrasi
Demikian juga dengan garam, yang pada periode Januari-April 2024 tercatat sebesar US$ 42.529, meskipun pada periode yang sama tahun 2023 tidak ada catatan impornya di BPS.
Faktor Pendorong Impor dari Singapura
Meskipun Indonesia memiliki potensi pertanian yang besar, beberapa faktor mendorong impor bahan pangan dari Singapura.
Salah satunya adalah efisiensi logistik dan rantai pasokan yang dimiliki oleh Singapura, yang membuat negara ini mampu menyediakan barang-barang dengan harga kompetitif dan waktu pengiriman yang lebih cepat.
BACA JUGA:Alpian Maksoni Siap Mengukir Perubahan Positif di Pagaralam, Prioritasnya, Kualitas Hidup Masyarakat
Selain itu, keterbatasan infrastruktur dan teknologi pertanian di Indonesia juga menjadi alasan mengapa negara ini masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sebagai contoh, meskipun Indonesia merupakan salah satu produsen cabai terbesar di dunia, masalah seperti perubahan iklim, serangan hama, dan kurangnya teknologi pertanian modern sering kali mengganggu produksi lokal.
Hal ini membuat harga cabai di pasar domestik fluktuatif dan terkadang lebih mahal dibandingkan harga impor.
Demikian juga dengan bawang putih, di mana produksi lokal sering kali tidak mencukupi kebutuhan nasional, terutama selama musim-musim tertentu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: