Kejayaan Suku Manchu: Dari Minoritas Hingga Penguasa Kekaisaran Tiongkok

Kejayaan Suku Manchu: Dari Minoritas Hingga Penguasa Kekaisaran Tiongkok

Kejayaan Suku Manchu: Dari Minoritas Hingga Penguasa Kekaisaran Tiongkok-Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Suku Manchu, yang awalnya dikenal sebagai Jurchen dan merupakan bagian dari kelompok etnis Tungus, adalah kelompok etnis terbesar kelima di Tiongkok setelah Han, Zhuang, Uighur, dan Hui. Mereka berasal dari wilayah Tiongkok Timur Laut, termasuk Manchuria.

Sejarah dan Penguasaan Suku Manchu

Suku Manchu mulai mendominasi Kekaisaran Tiongkok selama Dinasti Jin (1115–1234). Mereka kemudian lebih dikenal dengan nama "Manchu" pada akhir abad ke-17. Meskipun Dinasti Jin yang mereka dirikan berbeda dari dinasti dengan nama yang sama pada periode 265–420, mereka berperan penting dalam sejarah Tiongkok dengan bersaing melawan Dinasti Liao dan akhirnya dikalahkan oleh Mongol pada tahun 1234.

Pada April 1644, setelah pemberontakan Han Tiongkok meruntuhkan Dinasti Ming, suku Manchu menguasai Beijing dan mendirikan Dinasti Qing.

Dinasti Qing memerintah Tiongkok selama lebih dari 250 tahun dan merupakan kekaisaran terakhir dalam sejarah Tiongkok.

Gaya Hidup dan Keyakinan

Suku Manchu dikenal sebagai petani menetap yang mengolah tanaman tradisional seperti sorgum dan millet, serta tanaman baru seperti tembakau dan jagung.

Mereka juga memelihara sapi dan lembu, serta ulat sutra. Kegiatan berburu dengan memanah dan elang merupakan bagian dari kehidupan mereka.

Sebelum menguasai Kekaisaran Tiongkok, suku Manchu menganut kepercayaan perdukunan dengan pengorbanan kepada roh leluhur dan ritual penyembuhan.

Selama Dinasti Qing, pengaruh Konfusianisme dan Buddhisme Tibet mulai meresap ke dalam sistem kepercayaan mereka. Perempuan Manchu menikmati status yang lebih setara dibandingkan perempuan Han, termasuk larangan mengikat kaki anak perempuan.

Kontroversi Nama

Nama "Manchuria" yang digunakan untuk wilayah Tiongkok timur laut sering menjadi topik kontroversi karena diadopsi oleh Jepang pada abad ke-19.

Meskipun istilah ini masih digunakan dalam bahasa Inggris, suku Manchu dan orang Tiongkok lebih suka menyebut wilayah tersebut sebagai "Timur Laut" atau "Tiga Provinsi Timur Laut".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: