Menjelajahi Wisata Religi Makam Sunan Drajat di Lamongan
Menjelajahi Wisata Religi Makam Sunan Drajat di Lamongan -Foto: net-
Setelah dewasa, Sunan Drajat mendirikan Pesantren Dalem Duwur di Desa Drajat, Paciran, yang kemudian menjadi pusat dakwahnya pada abad XV dan XVI Masehi.
Menurut peneliti budaya Lamongan, Navis Abdul Rouf, peninggalan Sunan Drajat masih terjaga hingga saat ini di kompleks makamnya.
BACA JUGA:Jelajahi petualangan seru di Situbondo melalui 11 destinasi wisata alam dan bangunan bersejarah
BACA JUGA:Penemuan Mencengangkan, Fakta Artefak Bersejarah dan Kerangka Manusia dari Kapal Perang Kuno
Pada pintu masuk cungkup Sunan Drajat, terukir angka tahun 1531 Saka (1609 M), menandai pembangunan atau pemugaran makam tersebut.
Pada dinding luar langkan bagian barat, juga terlukis candra sengkala memet (sangkala dalam bentuk gambar) yang ditafsirkan sebagai tahun 1544 Saka (1622 M)
Kemungkinan sebagai tahun perluasan makam untuk menampung jumlah peziarah yang terus meningkat.
Selain peninggalan arsitektur, terdapat juga peninggalan budaya lainnya yang tersimpan di Lamongan.
BACA JUGA:Eksplorasi Zaman Megalitikum, Mengungkap Sejarah Peradaban Kuno
BACA JUGA:Membuka Sejarah Candi Prambanan, Teryata ada Kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang
Sejumlah perangkat gamelan, seperti bonang, angklung, ketuk, rebab, gender, dan saron, adalah salah satunya.
Gamelan tersebut dihiasi dengan ragam hias singa mengkok yang dikenal sebagai gamelan Singo Mengkok.
Harta warisan budaya tersebut disimpan di Museum Sunan Drajat, dan memiliki nilai sejarah yang tinggi karena tidak banyak mengalami perubahan sejak periode Sunan Drajat.
Sunan Drajat juga dikenal sebagai penulis tembang pangkur yang kemudian berasimilasi dengan perkembangan sastra macapat pada akhir abad ke-15.
BACA JUGA:Sejarah Mesopotamia Kuno, Ketika Pendidikan Hanya Untuk Kaum Elite
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: